Sabtu, 02 November 2024   |   WIB
id | en
Sabtu, 02 November 2024   |   WIB
DATA MINING INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK

Yogyakarta, 15 Mei 2012 bertempat di Gedung Sekolah Pascasarjana UGM telah dilaksanakan Promosi Doktor pada Program Studi Ilmu Geografi, Konsentrasi Penginderaan Jauh Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada atas nama Suprajaka, Kepala Bidang Inventarisasi Sumberdaya Alam Laut, Bakosurtanal.

Dewan Penguji di dalam Promosi Doktor tersebut terdiri dari Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS (Promotor) sebagai Ketua Dewan Penguji dengan Anggotanya adalah Prof. Dr. Suratman, M,Sc (Ko-Promotor)  dan Prof. Dr. Aris Poniman (Ko-Promotor), Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S (Ketua Tim Penilai), Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc (Anggota Tim Penilai) dan Dr. M. Pramono Hadi, M.Sc (Anggota Tim Penilai) dan Dr. Asep Karsidi, M,Sc (Penguji dari Badan Informasi Geospasial).

  

Judul disertasi yang diselesaikan oleh Suprajaka selama kurang dari 5 tahun dengan predikat cum laude tersebut mempunyai judul “Fragmentasi Spasial Ekosistem Lahan Basah Berbasis Citra Multi Temporaldi Surabaya dan Sekitarnya”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fragmentasi spasial akibat perkembangan permukiman pada ekosistem lahan basah. Tujuan utamanya adalah: (1) mengevaluasi komposisi dan konfigurasi pemanfaatan lahan basah secara spasial berdasarkan data geospasial multi-temporal di Surabaya dan sekitarnya, (2) mengevaluasi fragmentasi spasial sebagai akibat dari bentuk, struktur dan pola pemanfaatan lahan basah di Surabaya dan sekitarnya, (3) menyusun konsep model data dan model visual fragmentasi spasial lahan basah di Surabaya dan sekitarnya.

Penelitian yang dilakukan menggunakan metoda eksploratif dengan menggunakan data geospasial dari berbagai sumber, baik berupa data analog maupun digital secara multi-temporal dan multi-resolusi, yang dikelompokkan menjadi empat periode: (a) sebelum 1965, (b) antara 1965-1985, (c) antara 1985-2005 dan (d) setelah 2005.

Lebih jauh dijelaskan oleh Suprajaka di dalam menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh dewan penguji adalah bahwa di dalam perolehan data dilakukan dengan model “data mining” yaitu suatu konsep menambang data agar diperoleh “emas” informasi geospasial.  Ditambahkan oleh Aris Poniman, bahwa fragmentasi ekosistem lahan basah merupakan upaya untuk mempercepat proses pengadaan informasi geospasial tematik (IGT).  Selanjutnya dibahas juga bahwa yang paling menentukan dalam fragmentasi adalah budaya manusia, seperti contohnya permukiman, pembangunan infrastruktur transportasi dsb.

Sebagai Penguji dari Badan Informasi Geospasial, Asep Karsidi mempertanyakan apakah fragmentasi data spasial dapat terjadi secara natural, tanpa adanya intervensi dari manusia?.  Hal tersebut bisa terjadi, namun dapat dipercepat oleh adanya intervensi manusia di dalam pengelolaan sumberdaya alamnya, tegas Suprajaka.  Selanjutnya dalam rangka implementasi UU Informasi Geospasial, fragmentasi data spasial merupakan kontribusi di dalam klasifikasi IGT, untuk itu diperlukan adanya berbagai NSPK di dalam Penyelenggaraan IGT. Sebagai penutup pertanyaan yang dilontarkan oleh Asep Karsidi yang juga merupakan kelakar adalah Anda sekarang bekerja dimana? Dijawab oleh Suprajaka “Bekerja di Bakosurtanal yang kepalanya sudah menjadi Badan Informasi Geospasial”, hal ini memang bertepatan dengan waktu transformasi Bakosurtanal menjadi Badan Informasi Geospasial (BIG).


Oleh : Lestari