Untuk pertama kalinya, BIG sebagai penyelenggara Informasi Geospasial (IG) di Indonesia mengadakan acara “Penyerahan Peta Rupabumi Indonesia dan Informasi Geospasial Dasar Terkait, dalam Rangka Mendukung Program MP3EI di Sulawesi Selatan” (Rabu, 19 Desember 2012). Kegiatan ini diadakan sebagai inisiatif BIG untuk mendukung program pemerintah MP3EI berupa terobosan untuk meningkatkan percepatan pembangunan nasional dengan mengintegrasikan pendekatan regional dan sektoral ke dalam pembangunan 6 (enam) koridor ekonomi di seluruh Indonesia, melalui pendekatan spasial. Wilayah Sulawesi Selatan diprioritaskan karena wilayah ini merupakan salah satu pintu akses untuk pengembangan pembangunan di wilayah timur Indonesia. Implementasi pembangunan wilayah Sulawesi Selatan menuntut ketersediaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai basis percepatan pembangunan wilayah koridor.
Berdasarkan amanat UU No. 4 Tahun 2011 tentang IG, BIG menyelenggarakan IG secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah NKRI dan wilayah yurisdiksinya berdasarkan skala prioritas nasional serta dukungan yang memadai. Tahun 2012, BIG membuat Peta Rupabumi Indonesia (RBI) wilayah Sulawesi Selatan skala 1:25.000. Skala ini dibutuhkan untuk mendukung penyusunan perencanaan tata ruang bagi pemerintah daerah Sulawesi Selatan.
“Target-target provinsi khususnya Sulawesi Selatan supaya tercapai tidak terlepas dari data dan informasi yang menyangkut keruangan (IG). BIG sebagai penyelenggara IG menyediakan peta dasarnya, silakan instansi lain mengisi dengan tema-tema tertentu (tematik) sesuai keperluan. Asalkan mengacu pada referensi yang sama (One Map Policy)”, ungkap Kepala BIG, Asep karsidi dalam sambutannya. UU IG mengamanatkan bahwa BIG menyelenggarakan IG Dasar (IGD) skala 1:1.000.000 sampai 1:1.000. Ini merupakan tugas berat BIG yang butuh kerjasama banyak pihak terutama pemerintah daerah kabupaten/ kota dan provinsi. Ini karena daerahlah yang sebenarnya membutuhkan peta skala besar 1:1.000 untuk mendukung perencanaan pembangunan. “Semoga nanti ada kerjasama antara BIG dan pemerintah-pemerintah daerah untuk pemetaan skala besar”, tambah Asep Karsidi. BIG mendukung program pemerintah MP3EI khususnya di Sulawesi Selatan melalui pendekatan IG.
Sementara itu, Setda Povinsi Sulawesi Selatan, H. A. Muallim dalam sambutannya memaparkan bahwa Sulawesi Selatan merupakan “COI” atau Central of Indonesia. Alasannya, Sulawesi Selatan mau diukur dari manapun di Wilayah NKRI posisinya berada di tengah atau pusat. Sulawesi Selatan menjadi pilar pembangunan nasional karena sudah banyak berkontribusi terutama dalam penyedia stok pangan nasional. “Peta dasar masih memerlukan tindak lanjut untuk keperluan bersama”, ungkap H. A Muallim.
“Bagaimana kaitan Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan nasional dengan IG?”, tanya Deputi Pemberdayaan Iptek dan Teknologi Kemristek, Idwan Suhadi. Sulawesi Selatan sebagai provinsi penerima paling banyak penghargaan sekarang mempunyai tantangan. Tantangan itu adalah bagaimana mempertahankan dan menambah prestasi Sulawesi Selatan. “BIG siap membantu memonitor agar penghargaan-penghargaan yang diterima Sulawesi Selatan bisa dipertahankan”, ungkap Idwan Suhadi. Pemerintah saat ini mempunyai Program Sistem Inovasi Daerah (SIDa) berbasis komoditas daerah. Sulawesi Selatan dengan segala potensi komoditasnya memerlukan dukungan data dan informasi berbasis keruangan/ spasial untuk mewujudkan visi jangka panjang sebagai lokomotif dari timur.
Pembangunan kesejahteraan masyarakat berbeda-beda tiap wilayah, ini karena beda pula potensinya. “Pembangunan koridor ekonomi Sulawesi Selatan disesuaikan dengan potensi wilayah Sulawesi Selatan, yaitu pertanian”, papar Staf Ahli Menkokesra Bidang Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana, Asep Jembar. Dijelaskan pula bahwa IG sangat penting sebagai sarana untuk perencanaan semua sektor, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. IG diperlukan dalam penanggulangan bencana, pengelolaan lingkungan hidup dan pertahanan keamanan.
Sebelum peta RBI diserahkan, ditampilkan presentasi “Pemanfaatan Peta RBI” oleh Ade Komara dari BIG. Disampaikan bahwa peta RBI adalah peta yang menggambarkan unsur-unsur dasar permukaan bumi untuk wilayah darat. Unsur-unsur peta dasar berupa:
1. Garis pantai
2. Hipsografi (info ketinggian)
3. Perairan
4. Nama rupa bumi
5. Batas wilayah
6. Transportasi dan utilitas
7. Bangunan dan fasilitas umum
8. Penutup lahan
Ade Komara mendemonstrasikan contoh aplikasi penggunaan peta RBI digital untuk sebaran sekolah di Sulawesi Selatan. Ada data-data terkait jarak sekolah dengan rumah para siswanya serta berapa lama kira-kira waktu perjalanan yang dibutuhkan. Ditampilkan juga contoh aplikasi penggunaan peta digital RBI untuk evakuasi bencana di Sulawesi Selatan. Ini karena Sulawesi Selatan ternyata berpotensi terkena tsunami. Data-data yang ditampilkan terkait jalur evakuasi bencana, tutupan lahan untuk memudahkan evakuasi (tanah datar atau pesawahan). Ini karena jarak antara gempa bumi dan tsunami sekitar 20 menit.
Penyerahan Peta RBI dan IGD terkait serta Peta NKRI edisi tahun 2012 dilakukan oleh Asep Karsidi kepada H. A. Muallim dengan disaksikan para bupati/ walikota dan/ atau perwakilan pemerintah kabupaten/ kota se-Provinsi Sulawesi Selatan, para pegawai BIG serta rekan media massa. Acara dilanjutkan dengan penyerahan peta RBI dan penandatanganan MoU antara BIG dengan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/ kota se-Sulawesi Selatan. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Sekretaris Utama BIG, Budhy Andono Soenhadi dengan para bupati/ walikota dan/ atau perwakilan pemerintah kabupaten/ kota se-Provinsi Sulawesi Selatan.
Oleh: Agung TM