Lahirnya Undang-Undang (UU) No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG) serta dibentuknya Badan Informasi Geospasial (BIG) menggantikan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki visi jauh ke depan dalam mengantisipasi perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi berbasis keruangan. UU IG ini mengamanatkan penyelenggaraan IG yang berdaya guna dan berhasil guna melalui kerjasama, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, serta mendorong penggunaan IG dalam penyelenggaraan pemerintahan serta berbagai aspek kehidupan masyarakat.
BIG sebagai penyelenggara IG menyadari bahwa peran strategis IG Tematik (IGT) dan koordinasi kewalidataan dalam pengelolaan sumberdaya dan wilayah di Indonesia, memerlukan adanya grand design pemetaan tematik nasional. Hal ini penting untuk menyamakan persepsi dan program lintas kementerian/ lembaga (k/ l) sehingga tidak ada tumpang tindih data dan pekerjaan.
Sebagai upaya untuk menampung aspirasi para stake holder serta untuk menentukan arah kebijakan dalam rangka penyelenggaraan IGT, BIG menyelenggarakan ”Rapat Koordinasi Teknis Informasi Geospasial Tematik”(Rakortek IGT) di Hotel Kartika Chandra Jakarta (Rabu dan Kamis, 26-27 September 2012). Rakortek IGT ini dihadiri oleh para stake holder dari Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pertanahan Nasional, dll.
Hadir sebagai pembuka Rakortek IGT adalah Sekretaris Utama BIG Budhy Andhono Soenhadi, M.C.P. Dalam sambutannya, Budhy Andhono menyampaikan bahwa BIG sebagai penyelenggara IG mengharapkan agar dalam pengambilan kebijakan harus berbasis keruangan supaya efektif dan efisien. Diharapkan Rakortek IGT ini bisa menghasilkan grand design serta ada kesepakatan kerja bersama.
Rakortek IGT ini menghadirkan para pembicara dari BIG, ITB, UI, UGM, IPB, dan UNDIP. Pada hari pertama Rakortek IGT, dibahas kebijakan menuju One Map IGT dan orientasi grand design dan pembentukan kelompok kerja (Pokja) berdasarkan tema-tema spesifik tertentu, turunan dari Sumberdaya Alam (SDA) Darat, SDA Laut, serta Tata Ruang dan Atlas. Sementara di hari kedua, diadakan pembahasan Pokja serta diskusi pleno tentang Pokja IGT dan perumusan hasil Rakortek IGT.
Oleh: Agung TM