Fenomena globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi komunikasi, komputer dan jaringan informasi, telah menjadikan dunia sebagai global village. Seiring dengan itu terjadi pertukaran teknologi yang pesat, sehingga berdampak pada lintas batas kebudayaan antar negara. Fenomena ini ditandai pula penetapan berbagai peraturan dunia oleh berbagai organisasi internasional, seperti WTO, ISO, OECD, Global Mapping, dan lainnya, yang mempengaruhi berbagai aspek di dunia.
Demikian salah satu isi sambutan Kepala BAKOSURTANAL Rudolf W. Matindas yang dibacakan oleh Deputi Bidang Infrastruktur Data Spatial Henny Lilywati, pada acara Open House dan Seminar Sehari Dewan Geomatika Indonesia dan PT. Exsol Innovindo yang dilaksanakan di Hotel J.W. Marriot Jakarta 11 Mei 2006.
Acara yang dibuka oleh Ketua Dewan Geomatika Indonesia (DGI) Prof. Joenil Kahar, dihadiri oleh Dirjen Pemberdayaan Sosial Departemen Sosial RI, Prof. Dr. Gunawan Sumohadiningrat, Badan Nasional Sertifikasi Profesi Drs. Moedjiman, MM., anggota DGI Klass J. Villanueva, Ketua Kelompok Kepakaran Geodesi ITB Dr. Hasanuddin Z. Abidin, Direktur Topcon South Asia PTE Ltd Mr. Shokyu Nakamura, Direktur PT. Exsol Innovindo S. Rahardja. Hadir pula profesional dari survei pemetaan antara lain Ikatan Surveyor Indonesia (ISI), Ikatan Geografer Indonesia (IGI), Asosiasi Perusahaan Survei dan Pemetaan Indonesia (APSPI), Masyarakat Pengindraan Jauh Indonesia (MAPIN), Asosiasi Kartografi Indonesia (AKI), Ikatan Surveyor Kadastral Indonesia (ISKI), dan Ikatan Sarjana Geodesi Indonesia (ISGI).
Lebih lanjut Henny mengungkapkan, ”Dengan adanya arus globalisasi dari berbagai bidang diantaranya liberalisasi perdagangan dan jasa, teknologi global, Global Imaging, Global Topography, Global Navigation Satellite Systems (GNSS), Global Spatial Data Infrastructure (GSDI), maka peran profesi geomatika dalam era globalisasi ini terjadi perubahan paradigma dari sebagai pembuat peta ke penyedia data informasi geospatial”.
”Untuk itu peran profesi geomatika dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi pengumpulan dan aplikasi data geospasial, baik di bidang penginderaan jauh, SIG, GPS, Web Mapping, menguasai pemodelan SIG guna menyediakan informasi terolah yang siap pakai, mengadaptasi standar internasional untuk menjamin agar data spasial dapat digunakan bersama oleh publik secara global, berperan serta dalam berbagai penelitian di bidang iklim dan cuaca, bencana alam, pemanasan global, perdagangan dan industri”, kata deputi senior di BAKOSURTANAL ini.
Antisipasi ke depannya diperlukan harmonisasi pendidikan, harmonisasi asosiasi/organisasi profesi, akreditasi, sertifikasi profesi, pengakuan di forum internasional. Ini diperlukan untuk menghadapi diberlakukannya liberalisasi perdagangan dan jasa, khususnya survei dan pemetaan.
Untuk itu perlu diciptakan kesadaran publik akan pentingnya profesi geomatika mulai usia dini. Profesi geomatika juga harus dapat memberikan kontribusi melalui kegiatan yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat, serta ikut andil dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan pada data spasial.
Pada kesempatan ini keynote speaker Gunawan Sumohadiningrat mempresentasikan makalah berjudul "Revitalisasi Depsos : Membangun karakter bangsa dalam perspektif global". Dari kalangan profesional diwakili oleh Dr. Hasanuddin Z. Abidin yang mempresentasikan makalah berjudul "Perkembangan Sistem Aplikasi GPS dan Glonass". Selain itu juga digelar pameran produk dan demo produk Topcon terbaru yang digelar di depan pintu masuk ruang seminar.