Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Warta Bako Edisi I April 2006



Siapapun tidak ada yang dapat menjamin Indonesia bebas dari segala bencana

“Siapapun tidak ada yang dapat menjamin Indonesia bebas dari segala bencana. Mengingat bencana alam yang sangat sering terjadi di Kepulauan Indonesia, maka dipandang sangat penting dikembangkan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System)”, demikian salah satu bagian arahan Menteri Dalam Negeri yang dibacakan oleh Sesditjen Pemerintahan Umum Drs. Sutrisno M.Si. Arahan yang berjudul Kesiapan Aparat dan Masyarakat dalam Sistem Peringatan Dini Bencana, disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Peringatan Dini Bencana Alam.

Lokakarya nasional ini dilangsungkan di Gedung BPPT, Jakarta, pada hari Selasa tanggal 4 April 2006. Lokakarya diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) bekerjasama dengan BPPT, Badan Kerjasama Kabupaten Seluruh Indonesia (BKKSI), dan Masyarakat Pemerhati Ilmu dan Teknologi (MAPITEK). Acara ini didukung pula oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Departemen Dalam Negeri (Depdagri), Departemen Pekerjaan Umum (PU), Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Departemen Kehutanan, Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo), Kantor Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, LIPI, LAPAN, ITB dan BAKOSURTANAL.

Lokakarya dibuka oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman. Hadir dalam lokakarya ini diantaranya Menteri Lingkungan Hidup, anggota DPR RI Akhmad Muqowam, serta Sesditjen Pemerintahan Umum Depdagri. Acara ini dihadiri lebih dari 175 peserta ini berasal dari setiap LPND di bawah koordinasi Ristek, LBM Eijkman, perwakilan Pemda dari seluruh Indonesia, Bakornas Penanggulangan Bencana, Sekretariat DPR-RI, media cetak atau elektronik yang tergabung dalam MAPITEK, dan instansi terkait lainnya.

Dalam lokakarya ini BAKOSURTANAL mempresentasikan makalah yang berjudul ‘Dukungan Peta Dasar Dalam Pengembangan EWS (Early Warning System)’ yang disampaikan oleh Ir. Cecep Subarja, M.Sc. (Ydi )

Kembali Ke Atas


MoU KEMENTERIAN RISTEK DAN PEMPROV JAWA BARAT

Dalam rangka peningkatan daya saing provinsi melalui implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) dan Pemprov Jawa Barat. MoU dilakukan pada hari Jum’at 7 April 2006 di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat.

Implementasi ini sangat relevan mengingat sebagian besar kantor Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) di bawah koordinasi Ristek berkedudukan di Jawa Barat. Salah satu contohnya adalah BAKOSURTANAL, yang sejak tahun 1979 berkantor di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam penerapan teknologi mutakhir geospasial yang dilakukan BAKOSURTANAL akan selalu bersentuhan dengan lingkungan di sekitarnya. Selain BAKOSURTANAL, terdapat pula LIPI, LAPAN, BATAN, dan lainnya yang berkedudukan di Jawa Barat. Di samping itu, banyak pula laboratorium atau lahan-lahan percobaan yang dilakukan oleh beberapa LPND-Ristek, dilakukan di Jawa Barat.

Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat mewakili Gubernur Danny Setiawan yang berhalangan hadir. Kesepahaman ini merupakan payung bagi LPND-Ristek dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, untuk menerapkan iptek bagi kesejahteraan rakyat.

Kegiatan-kegiatan kerjasama LPND-Ristek dengan Provinsi Jawa Barat yang telah dilakukan saat ini diantaranya dengan BATAN (27 kegiatan), LAPAN (15 kegiatan), LIPI (16 kegiatan), Kedeputian TIEML BPPPT (15 kegiatan), Kedeputian PKT BPPT (14 kegiatan), Kedeputian TAB BPPT (5 kegiatan), Kedeputian TPSA (4 kegiatan), BAKOSURTANAL (8 kegiatan), Deputi Bidang Pengembangan Sipteknas KNRT (1 kegiatan), dan Deputi Bidang Program Riptek KNRT (1 kegiatan).

Pada kesempatan ini Wakil Gubernur Jawa Barat mengatakan, ”Jawa Barat di samping merupakan sumberdaya yang melimpah, juga merupakan pusat ilmu pengetahuan dan teknologi karena hampir seluruh instansi penelitian ada di Jawa Barat. Dengan adanya aset tersebut maka pemerintah provinsi Jawa Barat akan mempunyai daya saing yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.

Di lain pihak Menristek Kusmayanto Kadiman mengungkapkan potensi Jawa Barat yang sangat besar, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia serta ditambah dengan banyaknya pusat-pusat penelitian yang dapat digunakan sebagai langkah untuk menciptakan daya saing yang tinggi bagi Pemprov Jawa Barat.

Lanjut Kusmayanto, ”Instansi-instansi penelitian yang ada di Jawa Barat jika dikumpulkan dapat menyumbangkan ide dan saran guna memajukan Jawa Barat. Yang diperlukan Pimpinan Pemprov Jawa Barat adalah memanfaatkan peranannya agar cita-cita terealisasi“.

Turut hadir dalam acara tersebut, para Bupati/WaliKota di seluruh Jawa Barat dan para pejabat LPND-Ristek. BAKOSURTANAL pada kesempatan ini diwakili oleh Deput Bidang IDS Henny Lilywati dan Inspektur Rochmandjaya. (Yd)

Kembali Ke Atas