Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Warta Bako Desember 2005 Edisi II



FORUM GEOINFORMASI PEMETAAN DAN RISET GEOMATIKA

Dorojatun : "Belum Optimalnya Kontribusi Industri Data Spasial dalam Perekonomian karena Kurangnya Sosialisasi Forum Geoinformasi Pemetaan dan Riset Geomatika"

Pondasi penting pelaksanaan pembangunan daerah adalah data spasial. Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, secara eksplisit terlihat jelas, keberadaan data spasial sangat diperlukan dalam rangka pembangunan daerah. Pada pasal 152, ayat 1 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah harus mempunyai data dan informasi yang akurat dan dapat dipertangungjawabkan. Data dan informasi tersebut diantaranya berupa potensi sumberdaya daerah dan informasi dasar kewilayahan, yang ini merupakan data spasial.Terkait dengan itu, peranan BAKOSURTANAL sebagai penyedia data spasial, tidak perlu disangsikan lagi.

Pemerintah, melalui undang-undang ini, secara jelas menunjukkan arahan tentang perlunya data spasial dan pembangunan sistem informasi data spasial. Pengumpulan data spasial dan pembangunan sistem informasinya, tentu tidak bisa dilakukan secara sporadis, tanpa perencanaan dan koordinasi yang baik. Hal yang penting adalah data dasar yang dikumpulkan harus dijamin keakuratannya dan harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini diperlukan standarisasi dan spesifikasi yang jelas, dari mulai pengumpulan, pengolahan sampai dengan penggunaan data tersebut. Dan ini adalah salah satu tugas BAKOSURTANAL sebagai badan koordinasi bagi kegiatan survei dan pemetaan di Indonesia. Demikian Sukendra Martha (Sekretaris Utama BAKOSURTANAL) yang bertindak mewakili Kepala BAKOSURTANAL, dalam sambutannya pada forum Geoinformasi Pemetaan dan Riset Geomatika yang berlangsung di Hotel Nikko Jakarta, tanggal 7 Desember 2005.

Lebih lanjut dikatakan bahwa data spasial yang berkualitas tidak hanya diperlukan untuk kepentingan perencanaan. Pengembangan teknologi pada akhirnya akan dilihat dari sejauh mana kontribusinya terhadap ekonomi, termasuk di dalamnya teknologi yang berkaitan dengan data spasial. Di Indonesia, kontribusi dari perkembangan teknologi secara kuantitatif untuk perekonomian belum terlihat. Sehingga yang nampak adalah pengembangan teknologi masih menjadi beban dari ekonomi negara, bukan sebagai kontributor positif. Oleh karena itu sepantasnya apabila mulai dikaji sejauh mana kontribusi dari data spasial dan teknologinya terhadap perekonomian Indonesia, diantaranya dengan melihat perkembangan industri data, teknologi spasial dan industri yang menggunakan data spasial untuk menunjang aktifitasnya.

Sementara itu Dorojatun Kuncoro Jakti, mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Habibie, mensinyalir bahwa belum optimalnya kontribusi industri data spasial dalam perekonomian disebabkan kurangnya sosialisasi tentang manfaat dari penggunaan peta/data spasial. Beliau banyak memberikan contoh proyek-proyek yang mengalami kegagalan dalam penempatan kawasan industri tanpa menggunakan analisis data spasial pada mulanya. Sebagai contoh, di Kalimantan Timur terdapat suatu bangunan tiga lantai yang hingga kini dibiarkan perlahan-lahan ambles sampai terlihat tinggal satu lantai, karena berada di atas lahan gambut yang seharusnya tidak sesuai untuk suatu bangunan konstruksi berat.

Di masa depan kebutuhan terhadap penataan ruang muka bumi akan semakin dirasakan, khususnya di kota-kota besar. Gejala pertumbuhan megacity sebagai akibat urbanisasi yang didukung dengan semakin lancarnya arus transportasi, akan menyebabkan tekanan terhadap sumberdaya alam yang ada. Jika tidak ditata dengan baik dan penuh kearifan maka rebutan sumberdaya alam, yang diperlukan bagi hajat hidup orang banyak, seperti lahan dan air akan memicu timbulnya konflik sosial dan kekacauan.

Even yang diselenggarakan oleh BAKOSURTANAL kali ini berbeda dari pada umumnya. Ada daya tarik yang cukup kuat karena dipandu oleh Duta Ristek, Peggy Melati Sukma. Pada sesi talk show yang dipandu Peggy, dihadiri kurang lebih 300 orang dari berbagai kalangan yang aktif di bidang survei dan pemetaan, seperti kalangan perguruan tinggi, para guru Geografi SLTP dan SMU, para pelaku bisnis pemetaan serta instansi pemerintah.

Pada forum ini pula ditandai peluncuran Dataset Kerangka Geospasial Indonesia skala 1 juta oleh Sekretaris Utama BAKOSURTANAL. Dataset yang dimaksud merupakan peta dasar yang sudah mengacu kepada spesifikasi Global Mapping versi 1.2 yang dikeluarkan oleh ISCGM, dengan thema batas wilayah (administrasi) sampai tingkat Kabupaten/Kota. (yl)

Kembali Ke Atas


PELUNCURAN ATLAS TSUNAMI DI ACEH

 

Untuk memperingati 1 tahun peristiwa gempa bumi dan tsunami yang melanda pesisir pantai Aceh dan sebagian pantai barat Sumatera Utara, BAKOSURTANAL meluncurkan Atlas Tsunami di Aceh. Atlas ini merupakan dokumentasi data spasial kondisi Aceh pada saat sebelum dan sesudah terkena bencana tsunami.

 

RW. Matindas : Daerah perlu meningkatkan upaya-upaya menghadapi risiko bencana, diantaranya dengan peta rawan bencana. Selama ini upaya-upaya itu berasal dari pusat. Untuk ke depannya, diharapkan ada investasi-investasi di daerah dan pengembangan perguruan tinggi di daerah, yang mengkhususkan tentang hal ini (geospasial-red), terutama di daerah yang menjadi centro population, yang penduduknya banyak, yang akses-akses infrastrukturnya banyak. “Kita jangan terjebak oleh hal-hal yang sama berulang-ulang di tempat yang sama,” ujar Matindas.

 

Chaerul : (Menanggapai kasus Bandara Minangkabau di Padang, Sumatera barat) Di dalam pembangunan yang sudah dilakukan tidak memperhatikan suatu unsur-unsur yang di kemudian hari, termasuk kemungkinan2 yang akan terjadi.

 

RW. Matindas : BAKOSURTANAL memiliki stasiun-stasiun pasang surut yang digunakan untuk pemetaan, yaitu untuk mengetahui permukaan air laut rata-rata. Pada kejadian-kejadian tertentu seperti tsunami ada gerakan pendahuluan jika kita merekam dg teliti maka merupakan indikasi awal bahwa sesuatu akan terjadi tidak hanya dari pasut, tapi juga alat gravity, melalui suatu perekaman yang rutin, semisal jika akan gempa bumi grafik sinusoidal teratur akan terganggu. Berbicara mengenai system peringatan dini, Indonesia saat ini mendapatkan bantuan dari Jerman, berupa peralatan untuk system peringatan dini terhadap bahaya tsunami yang dipasang di sepanjang pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa. Pemasanngan peralatan tersebut berlangsung selama 5 tahun. Seandainya sebelum 5 tahun tersebut ada bencana, bakosurtanal telah menyediakan peta genangan, seperti yang telah diujicobakan di Padang sebagai tindakan antisipasi terhadap terjadinya bencana tsunami. Sistem ini tidak jauh berbeda dengan peringatan dini bahaya Merapi di Yogyakarta.

 

Akibat pergeseran lempeng tektonik, bakosurtanal akan mengklaim tambahan terutama di landas kontinen, dalam ini dibutuhkan survei-survei batimetri, di mana telah disetujui oleh DPR. Akan dilakukan survei batimetri untuk mengethui apakah terjadi pendangkalan atau pendalaman.

Kembali Ke Atas


KUNJUNGAN PESERTA IJSO DI LABORATORIUM ALAM PARANGTRITIS

Salah satu kegiatan International Junior Science Olympiads –IJSO (Olimpiade Sains Internasional tingkat SMP-red.), berupa kunjungan ke Laboratorium Geospasial Pantai Parangtritis Yogyakarta, pada hari Minggu tanggal 11 Desember 2005. Sebelumnya, olimpiade ini dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Senin tanggal 5 Desember 2005.

Laboratorium yang merupakan hasil kerjasama antara BAKOSURTANAL, Universitas Gadjah Mada dan Pemkab Bantul Yogyakarta, dikunjungi oleh 206 peserta dari 34 negara termasuk Indonesia. Hadir sebagai tuan rumah pada kesempatan ini antara lain Diah Kirana Kresnawati, Kepala Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi mewakili BAKOSURTANAL, Sekretaris Kabupaten Bantul dan Suratman Woro mewakili UGM.

Rombongan peserta IJSO yang meluncur dari hotel dengan menggunakan 8 bus, tiba di laboratorium pada pukul 15.30 WIB, disambut dengan tarian jatilan (kuda lumping) dari Kelompok Kesenian ’Rewe-rewe’ Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Kelompok kesenian ini merupakan juara pertama lomba kesenian tari jatilan se-Kabupaten Bantul pada tahun 2005. Dalam tariannya yang nampak kocak, mengundang gelak tawa para peserta IJSO yang sebagian besar berasal dari luar negeri.

Selesai tarian jatilan, Diah Kirana sebagai wakil BAKOSURTANAL, memberikan pidato sambutan. Dalam sambutannya yang berbahasa Inggris, Diah Kirana menjelaskan latar belakang pembangunan laboratorium alam di Pantai Parangtritis, yaitu sebagai salah usaha konservasi dan pengenalan kepada para peserta didik khususnya dan masyarakat umumnya pada salah satu keunikan gumuk pasir di Pantai Parangtritis. Gumuk pasir tersebut berbentuk bulan sabit (tipe barchan) di mana hanya dapat ditemui di Gurun Sahara Afrika, Gurun Gobi China, dan Pantai Parangtritis-Indonesia.

Peserta IJSO yang merupakan anak-anak dari berbagai penjuru dunia, setelah mendengarkan sambutan Diah Kirana, segera menyerbu ke dalam gedung untuk melihat pameran dan fasilitas yang terdapat di dalam laboratorium. Mereka sangat antusias dan memperhatikan dengan seksama alat-alat survei kelautan, poster-poster dan peta-peta produksi BAKOSURTANAL. Di gedung lainnya, mereka menyaksikan film dokumenter tentang gumuk pasir yang dipandu oleh Suratman Woro, staf pengajar UGM.

Kurang lebih pukul 16.30 WIB, rombongan IJSO meninggalkan laboratorium alam menuju ke Kota Yogyakarta, untuk melanjutkan acara lainnya. Seketika itu pula laboratorium yang ramai, kembali sepi seperti sediakala. (ac)

Kembali Ke Atas