Untuk pertama kalinya di Indonesia dilakukan validasi hitungan Kandungan Uap Air (KUA) di stasiun continuous GPS (cGPS) "BAKO", yang berlokasi di Kantor Bakosurtanal. Balon Radiosonde pertama yang digunakan untuk pengukuran ini diluncurkan oleh Kepala Bakosurtanal Asep Karsidi di lapangan Bakosurtanal. Balon ini digunakan untuk melakukan pengukuran dengan selang waktu 6 jam selama 5 hari sejak diluncurkan (28 Juli – 1 Agustus 2010).
Kandungan Uap Air (KUA) perlu diketahui untuk ketepatan dalam pengolahan data GPS. Dalam penentuan posisi geodetik teliti di muka bumi dengan memanfaatkan konstelasi satelit GPS, sering dijumpai pelambatan sinyal-sinyal satelit GPS di lapisan Atmosfer (ionosfer dan troposfer). Pelambatan sinyal ini dapat dimodelkan untuk mengeleminasi refraksi di lapisan tersebut. Untuk memperoleh nilai pelambatan total ke arah zenith atau zenith total delay (ZTD) dapat diketahui melalui pemodelan di lapisan atmosfer ke arah zenith. ZTD tersebut dapat diuraikan ke komponen pelambatan hidrostatik dan pelambatan basah (precipitable water vapor atau Kandungan Uap Air (KUA)). KUA tersebut menunjukkan terdapatnya uap air di lapisan troposfer yang sangat berguna untuk masukan data parameter dalam prakiraan cuaca.
Validasi diperlukan melalui pengukuran dengan menggunakan peralatan yang selama ini digunakan oleh komunitas meteorologis, yaitu dengan peluncuran Balon Radiosonde. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran radisonde adalah receiver radiosonde+ gps, sensor+transmitter+gps, dan balon udara yang digunakan untuk meluncurkan sensor+transmitter+gps tersebut. Sensor radiosonde (terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan kelembapan) diluncurkan dari permukaan bumi sehingga dalam perjalanannya ke lapisan atmosfer dapat mengirimkan data pada setiap interval waktu tertentu (misalnya tiap selang waktu 2 detik), yang akan tercatat pada receiver radiosonde.
Kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama antara Bakosurtanal dengan LAPAN, Jurusan Meteorologi dan Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika, dan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian-ITB.
Menurut Kepala Bakosurtanal Asep Karsidi, selain untuk penentuan posisi geodetik teliti yang selama ini dilakukan, bila dioptimalkan pemanfaatan pengamatan GPS, juga sekaligus dapat untuk menentukan kandungan total partikel elektron (TEC) di lapisan ionosfer yang berguna sebagai data pendukung pada peluncuran roket, komunikasi radio, dan untuk menentukan kandungan uap air di troposfer sebagai data pendukung dalam prakiraan cuaca. Selain itu jaring cGPS dapat dimanfaatkan untuk sistem keselamatan navigasi, dan lain-lain.
Kepala Bakosurtanal berharap dari kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kemampuan SDM dalam melanjutkan studi ke jenjang akademis lebih tinggi S2, ataupun S3.
Oleh Susilo