Pulau kecil Tuvalu, yang kini terancam naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global, hari Minggu (19/7) di Bangkok menjanjikan akan menggerakkan ekonominya dengan menggunakan sumber energi terbarukan pada 2020. Negara di kawasan Pasifik Selatan yang berpenduduk 12.000 ini memberikan komitmennya untuk menetralisir iklim.
Sejak Februari 2008, 10 negara termasuk Selandia Baru, Pakistan, Islandia, dan Kosta Rika telah berjanji akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka sebagai bagian dari usaha mencapai emisi nol pada dekade mendatang. Ahli klimatologi dunia mendesak berbagai negara mengurangi emisi mulai dari tahun 2005 sampai 25 persen-40 persen pengurangannya pada tahun 2020 untuk mengurangi dampak lebih buruk lagi berupa kekeringan, banjir, naiknya permukaan air laut, dan badai yang semakin ganas.
Tuvalu akan menggantikan bahan bakar fosil hasil impornya dengan energi matahari dan angin. Proyek tersebut membutuhkan biaya sekitar 20 juta dollar AS (sekitar Rp 200 miliar).
Sumber: cetak.kompas.com