Pascagempa berkekuatan 7,2 skala Richter, Rabu lalu, tiga pulau di wilayah Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam, dilaporkan hilang. Ketiga pulau, Pulau Jejani, Pulau Malelo, dan Pulau Gosong Sianjei, tidak berpenghuni.
"Meski air surut, pulau-pulau itu tidak terlihat lagi. Mungkin efek dari gempa," kata Kepala Seksi Pengelolaan Pesisir, Pulau- pulau Kecil, dan Konservasi Taman Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NAD Abdul Syakur, yang dihubungi dari Sinabang, Minggu (11/4).
Dia mengatakan, ketiga pulau itu telah lama turun. Seperti Kota Singkil yang mengalami penurunan 80 sentimeter hingga 1,5 meter, ketiga pulau itu juga mengalami penurunan setelah gempa dan tsunami melanda Aceh, 26 Desember 2004. "Ditambah gempa Nias, Maret 2005. Penurunan makin cepat," katanya.
Menurut Syakur, pascagempa dan tsunami di Aceh 2004, setidaknya dua pulau karang tidak berpenghuni hilang.
Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil Sukri Murni mengakui, di beberapa kawasan di sekitar Kota Singkil, terdapat tanah ambles akibat gempa Rabu lalu. Mengenai hilangnya pulau itu, ia mengaku belum mendapat laporan detail.
Dia menjelaskan, ada jalan retak di Desa Kilangan, Kecamatan Singkil. Kerusakan bangunan terjadi di Desa Pemuka. Sejumlah rumah di Desa Kilangan digenangi air sungai karena tanah di kawasan itu ambles 30-60 sentimeter.
Sementara itu, sejumlah warga Desa Batu-batu, Kecamatan Simeulue Timur, dan beberapa desa di Kecamatan Teupah Barat mulai membongkar bangunan rumahnya. Warga membongkar bagian tonggak layar rumah yang sudah miring akibat gempa beberapa hari lalu.
Camat Teupah Barat Uzar yang ditemui di Desa Salur, Sabtu lalu, mengatakan, warga yang rumahnya rusak berat memilih membongkar rumahnya agar bisa segera dibangun dan tidak membahayakan manusia. Warga enggan menunggu bantuan perbaikan rumah karena rumah itu satu-satunya tempat tinggal mereka. "Kecuali yang masih punya sanak saudara, mereka bisa menumpang sementara," katanya.
Berdasarkan data Posko Gempa Kecamatan Teupah Barat, 26 rumah rusak berat, 125 unit rusak sedang, dan 315 rusak ringan.
Banjir bandang
Dari Padang dilaporkan, tanah longsor dan banjir bandang melanda sebagian Kabupaten Agam dan Solok, Sabtu sore, secara nyaris bersamaan.
Tanah longsor terjadi di Jorong Sungai Tampang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, menimpa tujuh rumah warga. Adapun banjir bandang terjadi di Jorong Guguak Gadusi dan Guguak Sarai, Kecamatan Sungai Lasi, Kabupaten Solok. Akibatnya, 11 rumah yang didiami tergenang air bercampur lumpur dan jalur lalu lintas Sumatera sempat terputus selama satu jam.
Menurut Koordinator Taruna Siaga Bencana Kabupaten Solok Firman, banjir bandang akibat luapan Sungai Aie Timpo juga menggenangi sawah dan rumah warga yang berada sekitar 1,5 kilometer dari air terjun Aie Timpo.
Sumber: Kompas Cetak