Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Temu muka BAKOSURTANAL dengan pengguna produk data Geospasial BAKOSURTANAL

Pada Kamis. 22 Oktober 2009, Kepala BAKOSURTANAL, R.W. Matindas membuka acara Customer Gathering (Temu muka BAKOSURTANAL dengan pengguna produk data Geospasial BAKOSURTANAL), acara tersebut sekaligus peluncuran produk baru BAKOSURTANAL diantaranya : Ayo Berwisata Ke Lampung edisi bahasa Inggris , Peta Kamasurta dan  Ekspedisi Geografi Gorontalo. Selain itu dilaksanakan pra launching buku Atlas Nasional Indonesia Vol. 2 dan  Ekspedisi Geografi Sumatera Utara. Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan HUT BAKOSURTANAL ke-40.



Dalam sambutannya, Kepala BAKOSURTANAL mengatakan bahwa tanpa konsumen / pengguna, BAKOSURTANAL bukan apa-apa, kritik yang konstruktif dari para pengguna dan instansi lain dapat meningkatkan kualitas produk dengan lebih baik.

Lebih dari 90 orang pengguna produk BAKOSURTANAL mengikuti acara ini. Mereka berasal dari beragam kalangan mulai dari instansi pemerintah, akademisi, militer dan swasta.

Setelah peluncuran produk diatas, acara dilanjutkan dengan pemaparan dan diskusi hasil kegiatan dari pusat-pusat teknis BAKOSURTANAL antara lain dari Pusat Atlas, Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi dan Tata Ruang, Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan pada sesi pertama. Sesi kedua dilanjutkan pemaparan oleh Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat, Pusat Survei Sumberdaya Alam laut dan diakhiri oleh Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi sebagai unit pelayanan informasi data dan produk.



Dalam diskusi yang terbagi dalam 2 sesi tersebut, banyak pertanyaan dari para pengguna produk BAKOSURTANAL terutama tentang wilayah Indonesia yang belum seluruhnya terpetakan. Mereka menanyakan juga mengenai peta tematik yang dihasilkan oleh BAKOSURTANAL terkait dengan kebencanaan yang sering terjadi akhir-akhir ini.

Masukan yang disampaikan oleh pengguna produk BAKOSURTANAL antara lain mengenai prosedur perolehan foto udara yang dirasakan oleh pengguna masih sulit karena harus memperoleh security clearance (SC) dari Dirwilhan Dephan, dan juga dengan adanya unit clearing house seharusnya bisa mempermudah dalam mengakses data-data antar instansi tetapi dalam prakteknya belum berjalan dengan lancar.

Oleh Yudi Irwanto dan Ninuk Ch.