Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Seminar I Made Sandy

Prof. Dr. I Made Sandy pernah menyatakan bahwa peta tanpa geografi akan ‘jalan' tetapi menjadi geograf / geografiwan tanpa peta tidak akan 'jalan'. Mengapa? Karena peta itu sudah mengandung muatan obyek permukaan bumi dan interaksinya, yang siap dimanfaatkan oleh para ahli geografi. Jadi, para geograf / geografiwan ‘tidak boleh tidak' tinggal menggunakannya saja. Demikian salah satu kutipan dari makalah yang dipaparkan oleh Sukendra Martha, Sekretaris Utama BAKOSURTANAL, pada Seminar I Made Sandy "Relevansi Landuse Planning Dulu dan Sekarang", di Fakultas MIPA UI Depok, hari Sabtu (17 Mei 2008). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Geography Day 2008 yang diselenggarakan oleh Jurusan Geografi FMIPA Universitas Indonesia.

Seminar yang ditujukan untuk mengenang penganugerahan Guru Besar kepada I Made Sandy ini, mengupas berbagai hal tentang pemikiran dan ajaran-ajaran semasa hidupnya. Selain Sukendra Martha, pemakalah dalam acara ini antara lain Kolonel CTP. Dedy Hadria dari DITTOPAD TNI-AD, Moshedayan Pakpahan dari Badan Pertanahan Nasional, dan Nuzul Achjar dari LPEM UI.

Sukendra menilai, I Made Sandy sangat "concern" dengan dunia pemetaan. Semasa hidupnya, I Made Sandy juga memberikan kontribusi yang besar terhadap Konsep Geografi (Geografi Terpadu dan Analisis).

Namun, mungkin ada sedikit yang dianggap kotroversi di dunia pemetaan, di mana I Made Sandy tidak serta merta menerima teknik interpretasi penginderaan jauh, yang dapat mempersingkat proses pemetaan tata guna tanah. Kembali, karena realitasnya hingga saat ini kita memang masih membutuhkan kesempatan kerja. Jadi dibalik penolakan itu bukan semata-mata karena anti dalam artian yang sempit, tetapi ada nilai-nilai kemanusian yang ingin dijunjung oleh I Made Sandy.

Selain itu, tidak dipungkiri dulu pernah terjadi ‘perseteruan' konsep tentang Geografi di antara I Made Sandy (UI) dan Kardono Darmoyuwono (UGM). Menurut Sukendra, ‘perseteruan' itu hanyalah ketidaksamaan pendapat pribadi tentang konsep geografi, dan itu sah-sah saja.

"Geografi secara totalitas yang dibangun Pak Sandy dicirikan sebagai geografi yang komprehensif, tidak terpecah-pecah dalam banyak cabang keilmuan geografi. Hal ini yang diklaim kuat oleh kubu UI sebagai ‘total geografi'. Sebaliknya di kubu UGM, penjurusan dan berbagai cabang geografi merupakan bagian terpenting dalam rangka lebih mensosialisaikan kontribusi dan peran geografi kepada publik," ungkap Sukendra.

"Menurut saya, ‘perseteruan' ini membuat generasi sesudah Pak Sandy mendapatkan manfaat yang luar biasa. Perkembangan dan wawasan keilmuan geografi semakin berkembang di antara ke dua kubu itu," jelas Sukendra Martha.AC