Laporan Tim Tanggap Bencana, BAKOSURTANAL
Pada hari kedua, Tim Tanggap Bencana dari BAKOSURTANAL di Padang, yang terdiri dari Ade Komara, Sugeng, Syachrul, Ari, Wisnu, dan Yofri, berbagi tugas. Tim pertama, Ade dan Wisnu menuju ke Lanud Tabing diampingi Sigit (Bappeda Provinsi Sumatera Barat) untuk melakukan briefing dengan pihak militer AS yang akan melakukan pemotretan udara. Setelah menunggu hampir 3 jam, baru didapatkan kepastian bahwa pihak militer AS meminta pemotretan udara digeser ke besok harinya (Jum'at, 9 Oktober 2009).
Selanjutnya, tim ini didampingi oleh Kol. Heriyanto bertemu Mayjend A. Tanjung sebagai Kepala Satgas TNI untuk penanganan bencana, yang bertempat di Korem Sumatera Barat. Setelah menunggu beberapa saat karena sedang berlangsung rapat koordinasi, tim dari BAKOSURTANAL diterima langsung oleh Mayjend A. Tanjung.
Dalam diskusi itu baru diketahui bahwa penawaran pemotretan udara dilakukan pihak militer AS kepada dan disetujui oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Marlis Rahman, sehingga pemotretan udara ini dianggap sebagai kegiatan permintaan Pemprov Sumbar.
Dijelaskan kepada Mayjend A. Tanjung bahwa telah ditetapkan wilayah-wilayah yang akan dipotret, yaitu dari sebelah barat danau Maninjau sampai Painan (kurang lebih 150 km) dengan lebar ke daratan kurang lebih 60 km.
Dalam hal ini Mayjend A. Tanjung menekankan aspek security dan pengawasan agar pemotretan hanya dilakukan di area of interest tersebut. Namun, kemudian ada informasi bahwa yang diperbolehkan ikut terbang hanya 1 orang dan harus militer, maka diinstruksikan kepada Dan Lanud Tabing untuk mengikuti penerbangan.
Meskipun demikian, tim ini tetap diminta hadir keesokan paginya sebelum penerbangan untuk menanyakan hal-hal teknis kepada pihak militer AS terkait rencana ini dan untuk memberikan masukan teknis kepada Dan Lanud tentang proses pemotretan udara.
Tim kedua, yang terdiri dari Syachrul dan Sugeng melakukan survei kerusakan di wilayah kota Padang yang paling berat terkena dampak bencana. Survei dilakukan dengan mengukur koordinat GPS dan mendata kondisi bangunan. Malamnya pengolahan data dilakukan agar hasil survei bisa ditampilkan dalam peta.
Berikutnya, tim ketiga yang terdiri dari Yofri dan Ari berada di posko untuk melayani permintaan data. Seperti disampaikan lewat SMS dan telepon. Banyak permintaan untuk peta situasi untuk Kota Padang, Padang Pariaman dan Agam.
Pada sore dan malam hari, tim berada di posko untuk terus melayani permintaan data. Data damage and fatalities hasil survei Wanadri dimasukkan ke data desa BPS dan ditampilkan dalam peta. Sudah ada data dari 3 kabupaten/kota yaitu Pariaman, Padang Pariaman dan Agam. Beberapa peta hasil olahan pun langsung dipajang di posko.
Kontributor: Ade K. Mulyana