Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Refleksi Satu Tahun Gempa Yogyakarta


Pagi hari 27 Mei 2006, masyarakat Yogya dan sekitarnya panik akibat diguncang gempa bumi tektonik dengan kekuatan 5,9 skala Richter. Pada awalnya sebagian besar di antara mereka berpikir tentang Gunung Merapi, yang pada saat itu sedang aktif. Gempa bukan berasal dari arah utara melainkan selatan, sehingga memunculkan berbagai isu, seperti tsunami. Terlepas ada di mana pusat gempa tersebut, lebih dari enam ribu jiwa menjadi korban dan ribuan rumah rusak sehingga tidak dapat ditempati.

Namun, kini setahun telah berlalu, masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya kembali bangkit. Mereka memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik, tidak terus menerus meratapi kejadian yang telah berlalu. Mereka sekarang menjadi masyarakat yang siap dan siaga dalam menghadapi bencana.

Untuk memperingati setahun terjadinya gempa, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Geografi UGM didukukng oleh BAKOSURTANAL, Pemprov D.I. Yogyakarta, Ikatan Geografi Indonesia (IGI), Departemen Luar Negeri RI dan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), menyelenggarakan Refleksi Satu Tahun Gempa DIY. Acara yang dibuka oleh Dekan Fakultas Geografi Hartono, diselenggarakan di Balai Kepatihan DIY, Yogyakarta, pada Minggu, 27 Mei 2007.

Hadir dan sekaligus sebagai pembicara dalam refleksi tersebut antara lain Deputi Bidang Survei Dasar Sumberdaya Alam BAKOSURTANAL Aris Poniman, Ketua IGI Suratman Woro, dan Budi Dewayani selaku Direktur Kerjasama ASEAN dari Departemen Luar Negeri.

Pada kesempatan ini, Aris Poniman memberikan apresiasi terhadap masyarakat Yogyakarta yang segera dapat bangkit dari keterpurukan akibat gempa bumi setahun yang lalu. Aris Poniman memaparkan, wilayah Indonesia adalah daerah yang memiliki risiko terhadap segala macam bencana. Kutip Aris, ”Negeri ini bagaikan supermarket bencana, segala jenis bencana alam dapat terjadi di mana saja.” Ungkapan ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk menyadarkan kepada semua pihak bahwa semestinya kita harus selalu waspada dan siaga terhadap bencana.

Selain itu, BAKOSURTANAL juga berpartisipasi di dalam Pameran Teknologi Penanganan Bencana ”Bangkit Bersama”, yang diselenggarakan di Jogja Expo Center, tanggal 25-27 Mei 2007. Di dalam pameran ini, BAKOSURTANAL menampilkan beberapa peta wilayah Yogyakarta, pergeseran lempeng dunia di sekitar Indonesia, dan lainnya. AC