"Kesadaran bangsa Indonesia dalam membentuk perpustakaan telah berlangsung sejak berabad silam, yang ditunjukan dengan selalu mendokumentasikan kegiatan dan menuangkan berbagai pengetahuan yang dimiliki ke dalam tulisan. Hal ini dibuktikan dengan penemuan dokumen dan manuskrip kuno di daerah Rejanglebong, Sunda, Jawa dan Bugis," demikian sambutan Kepala BAKOSURTANAL, Rudolf W. Matindas, saat membuka Seminar Pemanfaatan Perpustakaan BAKOSURTANAL bagi Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional (Selasa, 14 April 2009), di Auditorium BAKOSURTANAL, Cibinong.
Seminar dihadiri oleh para pustakawan dari berbagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT). Selain itu hadir pula para pejabat struktural di lingkungan BAKOSURTANAL.
Key note speaker dalam acara ini Supriyanto (Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Perpustakaan Nasional RI). Narasumber lainnya, yaitu Sukendra Martha (Sekretaris Utama BAKOSURTANAL) Hasanudin Z. Abidin ( Guru Besar ITB), Jacub Rais (Mantan Kepala BAKOSURTANAL) dan Enjang Faridl (Pustakawan BAKOSURTANAL).
Lebih lanjut Matindas mengatakan selama ini gambaran masyarakat tentang perpustakaan atau pustaka selalu diasosiasikan dengan barang-barang kuno dan rak-rak penuh debu. Keadaan ini menjadikan masyarakat kurang berminat untuk datang mengunjungi perpustakaan. Rendahnya minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan, menunjukan minat membaca yang rendah di kalangan masyarakat. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena bangsa dengan minat membaca yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan bangsa.
Maju tidaknya perpustakaan dapat menjadi cerminan maju atau tidaknya tingkat kecerdasan serta peradaban suatu bangsa, hal ini dikemukakan Supriyanto. Deputi Perpusnas ini menekankan perlunya mencetak tenaga pustakawan yang berkualitas sebagai salah satu faktor utama dalam membangun perpustakaan.
Pustakawan bukan penunggu buku, kalau ada pengunjung syukur, tidak ada ya menganggur. Para Pustakawan diharapkan aktif, mendatangi masyarakat, jangan hanya menunggu masyarakat untuk datang ke perpustakaan. Pustakawan harus menjadi "knowledge manager dan knowledge worker" yang harus mempromosikan dan menyalurkan ilmu pengetahuan yang baru kepada masyarakat.
Saat ini ilmu pengetahuan telah mengalir begitu cepat dan deras, tugas pustakawan adalah menjaga aliran ilmu pengetahuan kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
Oleh Tommy Nautico