Setelah selama ini atlas Indonesia mengacu pada Belanda, akhirnya saat ini Indonesia memiliki atlas buatan anak bangsa. Secara resmi Atlas Nasional Indonesia Volume I diserahkan dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman di puncak peringatan Harteknas ke-14, di BPPT, Jakarta, Senin (10/8).
Atlas Nasional Indonesia dibuat oleh Bakosurtanal bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintah lainnya, seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dinas Hidro Oseanografi, dan Badan Geologi Departemen ESDM. Atlas Nasional Indonesia, yang dibuat sejak tahun 2006 ini, rencananya akan dibuat dalam tiga volume. Volume pertama bertemakan "Fisik dan Lingkungan Alam, volume kedua bertemakan "Potensi dan Sumberdaya", dan volume ketiga bertemakan "Sejarah, Wilayah, Penduduk, Budaya, dan Bahasa".
"Kalau sebelumnya kita bertanya kepada negara lain, kita dapat dibohongi atau diberikan informasi sesuai yang diinginkan negara itu, sekarang tidak lagi," ujar Rudolf Welmat Matindas, Kepala Bakosurtanal. "Dengan mempunyai rujukan resmi keadaan negara kita, kita akan mempunyai gambaran tentang Indonesia secara utuh," lanjutnya lagi.
Atlas Nasional Indonesia sendiri adalah kumpulan peta tematik deskriptif, gambar, foto, dan citra satelit yang disusun secara sistemaik sehingga dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang fenomena, potensi, dan sumber daya yang ada di suatu wilayah. Rencananya, peta ini akan diperbarui lima tahun sekali untuk daerah yang padat perkembangannya dan 10 tahun untuk daerah lainnya.
Sumber: www.kompas.com
Berita terkait lainnya: