Survei Sumberdaya Pulau-pulau Kecil
Pulau Larat merupakan salah satu dari 92 pulau garda terdepan Nusantara. Di pulau ini, terdapat titik dasar yang menentukan batas wilayah laut Indonesia dengan Australia. Pulau kecil ini secara administratif merupakan daratan utama dari Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).
Untuk menuju Larat hanya dapat ditempuh melalui jalur laut, baik dari Ibukota MTB, Saumlaki, maupun kapal laut perintis dari Surabaya. Jika dari Saumlaki, terdapat dua perahu motor yang berkapasitas 20 dan 50 penumpang. Waktu tempuh antara Saumlaki-Larat sekitar 4-5 jam, tergantung cuaca di pesisir laut Pulau Yamdena, yang merupakan wilayah laut terbuka.
Bagaimana dengan jalur udara? Sebenarnya, di Larat terdapat satu bandara yang berukuran hampir sama besar dengan Bandara Olilit, di Saumlaki. Namun, sayangnya tidak ada satupun penerbangan yang singgah di Larat. Sebagaimana dituturkan oleh Camat Tanimbar Utara, J.J. Keiwulan, dulu ada penerbangan pesawat Merpati ke Larat. Namun, setelah sekian lama penerbangan itu tidak ada lagi.
Meskipun hanya dapat dijangkau melalui laut, Keiwulan menganggap wilayahnya bukan wilayah terisolir. Di setiap desa memiliki potensi terutama sumberdaya alamnya, dan dapat diakses baik melalui darat maupun laut.
Namun, jangan bayangkan jika anda dapat melakukan komunikasi melalui telepon seluler seleluasa di Jawa. Penggunaan telepon seluler hanya dapat dilakukan di sekitar Kantor Kecamatan. Itupun hanya ada satu penyedia jasa layanan telepon seluler yang mampu menembus kebuntuan komunikasi di Larat. Meskipun demikian, tedapat pula beberapa Wartel, yang dapat menghubungkan warga Larat dengan wilayah lain di Indonesia.
Komoditas utama di Larat saat ini adalah rumput laut. Rumput laut menjadi primadona di pulau yang menyerupai bumerang (senjata tradisional masyarakat asli Australia). Di setiap rumah di setiap desa di Larat, banyak ditemui hasil panen rumput laut mereka. Bahkan untuk berbudidaya rumput laut mereka tak segan-segan memasangnya di sepanjang jalur pelayaran Saumlaki-Larat. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana perahu-perahu motor masuk ke Selat Larat yang harus berhati-hati agar tidak tersangkut tali-tali yang dibawahnya terdapat rumput laut.
Rumput laut yang dikenalkan oleh Pemerintah Kabupaten MTB sekitar dua tahun lalu, secara perlahan telah menggeser kopra. Rumput laut sangat menjanjikan bagi masyrakat Larat, karena dapat dipanen setiap bulan, dan harganya pun menggiurkan jika dibandingkan kopra. Harga rumput laut di Larat per kilonya Rp 9.000,-
Larat merupakan salah satu dari pulau-pulau kecil di Maluku yang indah. Pulau ini merupakan hasil dari bentukan karang, sehingga nampak datar dengan topografi yang tidak terlalu bergelombang.
Dari asal namanya cukup menjelaskan, jika Larat dilihat dari laut nampak seperti suatu hamparan tanah datar yang memancarkan cahaya. Larat berasal dari kata Larit yang berarti cahaya. Bukan hanya cahaya dalam arti sebenarnya, tetapi juga cahaya kehidupan bagi masyarakat di Tanimbar.
Oleh Agung C.