Sabtu, 23 November 2024   |   WIB
id | en
Sabtu, 23 November 2024   |   WIB
Persiapan EGI 2009

Menginjak tahun kelima, Ekspedisi Geografi Indonesia (EGI) yang selalu digelar BAKOSURTANAL setiap tahun, pada 2009 ini akan melakukan perjalanan di dua provinsi sekaligus, yaitu Gorontalo dan Sumatera Utara. Tim EGI 2009 pun telah dibentuk dan akan melaksanakan penjelajahannya pada pertengahan bulan Maret untuk Gorontalo, dan Sumatera Utara yang akan ditempuh pada bulan Mei tahun ini.

Sebelum mereka bergerak di dua wilayah tersebut, pada hari Kamis, 26 Februari 2009, di Bogor, telah dilakukan pembahasan untuk mematangkan rencana ekspedisi. Selain itu, juga untuk mendapatkan masukan dan pengetahuan lainnya terhadap daerah tujuan.

Pada kesempatan itu, hadir Kepala Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Provinsi Gorontalo, Herman Paneo, dan Kepala Bappeda Kabupaten Pohuwato, Hikman Khaidar.

Penanggung jawab kegiatan Ekspedisi Geografi Indonesia, Kepala Pusat Survei Dasar Sumberdaya Alam Darat (PSDAD) BAKOSURTANAL, Agus Hermawan Atmadilaga, mengutarakan maksud dan tujuan kegiatan ini, salah satunya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang potensi daerah yang selama ini kurang mereka ketahui. Seperti yang telah dilakukan untuk empat ekspedisi sebelumnya, hasil kajian ini akan dirangkum ke dalam sebuah buku ilmiah populer.

Menyambut kegiatan ini, Herman Paneo mewakili Pemerintah Provinsi Gorontalo, menerima dengan baik dan akan membantu tim ekspedisi selama berada di Gorontalo. Herman pun mengungkapkan masih banyak potensi alam Gorontalo yang belum diketahui publik secara luas. Kepala Balihristi ini pun berharap agar hasil EGI dapat menjadi rujukan secara akademis. Selain itu, pada saat ini Gorontalo sedang melakukan perencanaan tata ruang, sehingga diharapkan pula ekspedisi dapat menjadi masukan berharga untuk penyusunan rencana tersebut.

Jika perwakilan Pemprov Gorontalo dapat hadir dalam acara ini, sebaliknya dengan Sumatera Utara, karena beberapa posisi struktural di badan maupun dinas-dinas daerah ini sedang terjadi suksesi. Sehingga, penanggung jawab kegiatan di daerah ini belum dapat ditentukan saat itu.

Kegiatan yang tidak hanya melibatkan personil BAKOSURTANAL, tetapi juga akademisi dan staf pemerintah daerah setempat, akan mengulas empat unsur utama, yaitu abiotik, biotik, budaya dan dampak lingkungan. Para ahli, pakar, dan praktisi yang membidangi unsur-unsur tersebut dilibatkan, sehingga hasil kajian dapat mencapai sasaran.

Menarik untuk dikaji, sebagai pengetahuan awal, kedua lokasi ekspedisi ternyata memiliki legenda yang sama, yaitu asal muasal Suku Batak dan orang Gorotalo. Jika Suku Batak diawali oleh orang yang bernama Batak yang turun dari kayangan, sedangkan orang Gorontalo merupakan keturunan Lahilote yang juga dari negeri di atas langit. Jika diulas kembali, legenda serupa tidak hanya ada di daerah ini saja di Nusantara. Orang Sunda, Toraja, atau mungkin lainnya pun memiliki cerita yang mirip. Jadi ada benang merah yang sama terhadap suku-suku di kepulauan ini.

Inilah Indonesia, yang secara geografis terpisah-pisah oleh selat dan laut, namun sebenarnya memiliki pertalian budaya yang sama.

Oleh Agung Christianto