Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Perlu Usaha Berkelanjutan Manfaatkan Geospasial

Diperlukan suatu usaha yang berkelanjutan untuk memanfaatkan data geospasial dalam suatu model tertentu (modeling). Dari modeling ini dapat dibuat suatu simulasi, daerah mana yang tergenang, seberapa luas dampaknya, dan seterusnya. Untuk itu diperlukan suatu pemetaan daerah rawan bencana tersebut. Data itu akan sangat berguna untuk memperkirakan dampak bencana alam, serta perencanaan bagi pembuatan sistem peringatan dini, agar dapat dibuat peta rute evakuasi bagi korban bencana alam. Demikian papar Kepala BAKOSURTANAL, Rudolf Wennemar Matindas, saat membuka Training Course: Introduction for Geospatial Data Analysis, yang merupakan bagian dari kerjasama GITEWS (German Indonesian Tsunami Early Warning System - Sistem Peringatan Dini Tsunami), di Jakarta, 11 Februari 2008.

Lebih lanjut, Matindas menggambarkan sistem yang dibangun ini dapat memberikan peringatan sedini mungkin terhadap bahaya tsunami. Sifat tsunami yang terjadi di sepanjang pesisir barat Sumatera dan selatan Jawa dan Nusa Tenggara perambatannya sangat cepat. Dengan sistem ini, jika terjadi gempa di atas 6 Skala Richter dan memenuhi beberapa kriteria tsunami akan memicu sinyal yang terpasang di tengah laut. Dari sinyal tersebut, BMG sebagai pemegang ‘tombol' akan segera memperingatkannya ke seluruh wilayah yang berisiko kena dampak dan kepada media massa.

Menurut Matindas, salah satu hal yang penting untuk pemetaan daerah rawan bencana adalah capacity building, yaitu kemampuan sumberdaya manusia baik di daerah maupunpusat. Seperti yang dilakukan saat ini, yaitu pelatihan analisis data spasial terhadap risiko tsunami.

Pelatihan yang akan berlangsung selama lima hari tersebut (11-15 Februari 2008), diikuti oleh lima lembaga pemerintah yang tergabung dalam dalam Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (ITEWS), yaitu BAKOSURTANAL, LIPI, BMG, BPPT dan LAPAN.

Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan data geospasial untuk daerah rawan bencana, khususnya tsunami, yang dibuat oleh pemerintah Jerman, German Aerospace Centre (DLR-Deutches Zentrum fur Luft-und Raumfahrt). Pemerintah Jerman yang diwakili oleh Dr. Wieland Kunzel dari DLR menyerahkan data tersebut kepada RW. Matindas, BAKOSURTANAL.

GITEWS merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jerman untuk membangun suatu sistem peringatan dini tsunami di Samudera Hindia. Kerjasama yang dilakukan setelah peristiwa mega tsunami di Aceh dan Nias ini, merupakan salah satu wujud kepedulian Jerman terhadap Indonesia.TN