Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Pentingnya Peran Sandi di Era ICT

"Peran persandian sangat relevan dan penting seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology-ICT)", kata Rudolf W. Matindas, Kepala BAKOSURTANAL, mengamini pernyataan Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), Mayjen. TNI Nachrowi Ramli, SE., pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Lemsaneg dengan lima instansi pemerintah, salah satunya BAKOSURTANAL, di Kantor Lemsaneg, Ragunan, Jakarta (Selasa, 15/04/2008).

Matindas memaparkan, "BAKOSURTANAL bertugas mengelola data spasial nasional. Data tersebut bersifat keruangan yang terdapat di berbagai sektor pemerintah, seperti di Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Pertanian, Departemen Dalam Negeri, BPN, dan lainnya.

Seiring dengan itu, pada bulan Agustus 2007, telah dikeluarkan Peraturan Presiden tentang Jaringan Data Spasial Nasional (Perpres No. 85 tahun 2007). Nantinya, baik di tingkat pusat maupun daerah, sektor-sektor tadi harus melakukan data sharing terkait dengan data spasial yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaannya.

Sharing data yang paling cepat untuk saat ini melalui internet. Dalam hal ini peranan lembaga sandi menjadi terdepan, bagaimana mengamankan data yang di-share tersebut, bagaimana menyebarkan informasi dengan cepat dan aman, serta bagian-bagian mana yang dapat diakses langsung oleh masyarakat."

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Lemsaneg dengan lima instansi pemerintah, yaitu dengan BAKOSURTANAL, BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), BNN (Badan Narkotika Nasional) dan Departemen Kelautan dan Perikanan.

Tujuan penandatanganan nota kesepahaman ini menurut Kepala Lemsaneg, Nachrowi Ramli, untuk meningkatkan security maintenance (pengelolaan keamanan) dan security awareness (kesadaran keamanan) dalam penyelenggaraan negara, yang saat ini masih sangat lemah. Ramli sangat serius menyoroti kedua hal itu, karena masih sedikit penyelenggara negara memahami permasalahan itu.

"Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini tidak dapat dilepaskan dengan administrasi negara. Kerawanan terhadap rahasia negara kini menjadi lebih terbuka", ujar pejabat berbintang dua tersebut.

Dalam pidato sambutannya, Ramli mengungkapkan bagaimana negara-negara asing ikut campur tangan urusan Indonesia, karena mereka memiliki banyak informasi tentang Indonesia, baik itu yang diperoleh dari media maupun tindakan penyadapan yang tidak disadari oleh kita.

Kemampuan tentang persandian (cryptology) dengan segala kecanggihannya, tidak hanya dimiliki oleh negara-negara maju, Lemsaneg pun mampu untuk melakukannya. Lembaga ini pun juga memiliki alat untuk mendeteksi terjadinya penyadapan. Namun, semua itu kembali pada dua hal tadi, security awareness dan security maintenance para pejabat negara kita.AC