Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Penduduk yang Rumahnya Retak Diharapkan Mengungsi

BANDUNG, JUMAT - Penduduk Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yang rumahnya retak akibat pengaruh rekahan tanah diharapkan meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara. Dikhawatirkan, rekahan tanah akan menimbulkan longsor di malam hari.

Berdasarkan pengalaman yang sama sebelumnya di beberapa daerah, aktivitas rekahan tanah akan berhenti saat musim kemarau atau tidak ada aliran air di sekitarnya.

Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, Jumat (23/1), di Bandung, kejadian ini lazim terjadi saat curah hujan tinggi dan terjadi di daerah dengan karakteristik tertentu. Diantaranya tanah tebal, tanah dari batuan rapuh seperti aluvial, breksi batu apung serta andesit, kemiringan tanah kurang dari 45 derajat, dan berada dalam kategori gerakan tanah menengah hingga tinggi.

"Kejadian serupa pernah terjadi di Bantul, Yogyakarta, Kuningan (Jawa Barat), serta Toba (Sumatera Utara). Terasa seperti gempa bumi tapi merupakan aktivitas tanah mencari keseimbangan. Bunyi dentuman adalah salah satu indikasi terjadinya proses pencarian keseimbangan tanah," katanya.

Pemantauan beberapa daerah di atas, Surono mengatakan, biasanya kejadian ini berhenti saat tiba musim kemarau. Saat itu, pasokan air ke dalam tanah berkurang. Hal ini menyebabkan berkurangnya bidang ge lincir tanah sehingga mengurangi rekahan.

Selain meminta penduduk yang tinggal di sekitar rekahan mengungsi, Surono mengharapkan sawah di sekitar rekahan dikeringkan. Alasannya, air di sekitar rekahan akan mempercepat gerakan tanah.

Sumber:http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2009/01/23/19400130/penduduk.yang.rumahnya.retak.diharapkan.mengungsi.