Rabu (23/8/2006), Pameran Teknologi Geospasial Indonesia yang pertama (The 1st Indonesian Geospatial Technology Exhibition), dibuka oleh Menristek Kusmayanto Kadiman. Pameran yang diselenggarakan di Balai Sidang Senayan, Jakarta, akan berlangsung hingga Minggu, 27 Agustus 2006.
Pameran terbesar tentang geospasial yang baru pertama kali di Indonesia, diikuti oleh berbagai perusahaan di bidang survei dan pemetaan, LSM, perguruan tinggi, dan beberapa pemerintah daerah. Demikian salah satu bagian laporan laporan Rudolf W. Matindas, Kepala BAKOSURTANAL, pada acara pembukaan.
Matindas menyatakan, mereka yang mengikuti pameran ini adalah lembaga-lembaga yang memahami arti penting dan strategisnya data dan teknologi geospasial. Data dan teknologi geospasial sangat berguna bagi pemerintah dan swasta, terutama untuk pembangunan dan bisnis.
Pada pidato sambutannya, Kusmayanto mengatakan, industri teknologi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Terjadi suatu kompetisi yang ketat di antara mereka, untuk menjadi yang paling terdepan. Di sisi lain, setiap orang harus bekerja keras untuk mengikuti perkembangan teknologi tersebut. "Dunia tidak lagi ada di tangan, tapi ada di depan kepala," ujar Menristek.
Kusmayanto juga memberikan apresiasinya terhadap teknologi geospasial dalam kaitannya dengan berbagai kejadian bencana alam yang melanda Indonesia. Dengan menggunakan teknologi geospasial dapat dilakukan pengelolaan penanggulangan bencana.
Salah satu aplikasi teknologi geospasial untuk pengelolaan penanggulangan bencana yaitu di Nangroe Aceh Darussalam (NAD), yang dilakukan oleh BRR. Teknologi dan data geospasial juga digunakan untuk menjelaskan dan menangani kejadian gempa bumi yang akhir-akhir ini sering terjadi, seperti di Yogyakarta dan Jawa Tengah, maupun tsunami di pantai selatan Jawa.
Di hari pertama pameran, pengunjung sangat antusias dan memenuhi paviliun BAKOSURTANAL, untuk mendapatkan informasi dan berbagai hal tentang survei dan pemetaan yang selama ini telah dilakukan oleh BAKOSURTANAL. Pada sesi talk show, dibahas tentang penanganan bencana alam melalui teknologi geospasial. Sedangkan pada sesi workshop, yang sebagian besar diikuti oleh guru-guru geografi dan mahasiswa, diajarkan bagaimana cara membaca peta. Pameran yang berlangsung selama lima hari ini, masih akan menyuguhkan berbagai acara dan kegiatan lain yang sangat menarik. Pada hari Sabtu dan Minggu ada acara student day, yang terdiri dari lomba gambar peta untuk anak-anak, ber-GPS ria, Rally Wisata, dan lain sebagainya.AC