Pada Tahun 2003 penjualan Peta Rupabumi (RBI) mencapai 30.000 nomor lembar peta (NLP) dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 82.000 NLP. Dari jumlah tersebut sekitar 50% adalah peta wilayah Jawa dan sisanya wilayah lain. Sejumlah 82.000 NLP tersebut dibeli oleh sebanyak 7.150 orang/institusi dimana 80% berasal Jabodetabek. Demikian dijelaskan oleh Heru Warsito, Kepala Bidang Pelayanan Jasa dan Produk BAKOSURTANAL dalam sambutannya pada acara pembukaan Kegiatan Workshop Pemasyarakatan Survei dan Pemetaan (Surta) yang dilaksanakan atas kerjasama antara Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi-BAKOSURTANAL dengan Prodi Geografi, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta yang dilaksanakan pada hari Senin, 9 April 2007 di Ruang Sidang II FKIP UNS Surakarta.
Penjualan peta dalam hubungannya dengan kegiatan workshop pemasyarakatan surta adalah dimana workshop ini merupakan salah satu kegiatan sosialisasi produk BAKOSURTANAL dengan salah satunya produknya berupa PETA. Dengan tersosialisasinya produk BAKOSURTANAL, maka masyarakat semakin tahu daerah mana saja yang telah terpetakan dan semakin tahu akan pentingya penggunaan peta dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam.
Selanjutnya Heru Warsito menjelaskan berbagai kegunaan peta salah satunya untuk kesehatan, dimana peta digunakan untuk mengetahui sebab terjangkitnya penyakit. Selain bidang kesehatan, maka masih banyak bidang lain yang menggunakan peta sebagai data pendukungnya, seperti untuk mitigasi bencana alam dan perencanaan pembangunan suatu wilayah.
Kegiatan Workshop Pemasyarakatan Surta ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan kedua kalinya setelah pada tahun 2005 dilaksanakan juga pada tempat yang sama, namun pesertanya berbeda. Pada tahun 2005, peserta kegiatan workshop ini adalah para guru geografi SMP, SMA di wilayah eks Karesidenan Surakarta dan mahasiswa geografi UNS, tetapi untuk tahun 2007 ini pesertanya adalah guru geografi SMP, SMA dari Kabupaten Ngawi dan mahasiswa Pasca Sarjana Geografi UNS berjumlah 57 peserta (perempuan 24 peserta dan laki-laki 35 peserta), demikian disampaikan oleh Ketua Panitia, Rita Noviani.
Menurut Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Wakino, dengan peta kita dapat membekali para siswa untuk mengenali lingkungan, dari lingkungan terdekat di sekelilingnya sampai lingkungan yang global. Selanjutnya Wakino menginformasikan bahwa kerjasama dengan BAKOSURTANAL ini dirintis oleh Ch. Murjani, staff pengajar Prodi Geografi, FKIP, UNS dengan Diah Kirana Kresnawati, Kepala Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi, BAKOSURTANAL dan pada waktu sekarang sudah dibangun juga outlet BAKOSURTANAL untuk menjual produk-produk BAKOSURTANAL, sehingga apabila masyarakat di wilayah Jawa Tengah pada umumnya memerlukan peta dan produk BAKOSURTANAL lainnya dapat menghubungi outlet BAKOSURTANAL di Prodi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan IPS FKIP UNS Jalan Ir. Sutami No. 36A Surakarta.
Pemasyarakatan peta sebenarnya sudah dilaksanakan sejak dahulu, demikian dikatakan oleh Trisno Martono, Dekan FKIP UNS. Selanjutnya Trisno Martono menjelaskan bahwa sejak masa SD-nya sudah diperkenalkan peta buta yaitu bagaimana mengenal suatu lokasi dengan peta buta tersebut. Selanjutnya Trisno Martono menyambut pernyataan Heru Warsito bahwa mengapa peta yang banyak digunakan oleh pengguna adalah wilayah Jawa, hal ini karena tergantung berbagai sebab antara lain perkembangan kotanya, dimana di Jawa perkembangannya lebih cepat dibandingkan dengan luar Jawa. Demikian dikatakan dalam sambutan yang sekaligus membuka acara workshop pemasyarakatan surta di UNS ini.
Pada pelaksanaan workshop Pemasyarakatan Survei dan Pemetaan di UNS Solo ini, disampaikan materi-materi surta yang diberikan oleh beberapa orang pembicara dari BAKOSURTANAL dan UNS. Materi pertama adalah Membaca Peta Rupa Bumi Indonesia, disampaikan oleh FX. Subiyanto, Widyaiswara BAKOSURTANAL. Materi kedua, Atlas Nasional sebagai Media untuk Memahami Wilayah atau Ruang Geografi, disampaikan oleh Yosef Dwi Sigit P. staf Pusat Atlas BAKOSURTANAL. Materi ketiga, Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis sebagai Media dan Pembelajaran Geografi di Sekolah, disampaikan oleh Sugiyanto. Materi keempat, Aplikasi Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Monitoring Pemanfaatan Sumberdaya Alam, disampaikan oleh Yasin Yusuf, dan materi terakhir Global Positioning System (GPS) disampaikan oleh Moh. Gamal Rindarjono. STA/DRD