Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan beraneka ragam baik yang berada di daratan maupun di lautan. Keindahan kekayaan alam indonesia telah tersohor ke mancanegara sebagai tempat tujuan wisata bagi para pelancong dari luar negeri. Akan tetapi kecintaan rakyat indonesia akan tempat wisata lokal cenderung luntur.
Masyarakat indonesia saat ini lebih bangga dan antusias melakukan kegiatan wisata ke mancanegara seperti London, Paris, New York atau tetangga kita Singapore. Mereka lebih fasih bercerita pengalaman mereka berkunjung ke tempat-tempat tersebut di bandingkan bercerita tentang tempat wisata lokal yang ada di indonesia, contohnya seperti Danau Ranau maupun Kalianda.
Masyarakat indonesia cenderung awam dengan tempat-tempat wisata di indonesia. Berangkat dari keprihatinan inilah yang melatar belakangi penulisan “Buku Panduan Pesona Wisata Provinsi Bengkulu, Lampung dan Sumatera Selatan”.
Buku panduan Wisata ketiga yang telah diterbitkan setelah Panduan Wisata dan Jalur Mudik Pantura Jawa, karya Rudolf W. Matindas (Kepala BAKOSURTANAL), dan Budiman (Wartawan Suara Pembaruan), berisi tentang rute lokasi wisata di tiga wilayah provinsi tersebut yang dilengkapi koordinat berdasarkan penentuan dengan peralatan GPS.
Ketika memberikan sambutan dalam acara peluncuran buku, beliau mengungkapkan bahwa penulisan buku ini bertujuan untuk mengangkat dan menginformasikan kepada masyarakat tentang keindahan dan keelokan tempat-tempat wisata di Provinsi Bengkulu, Lampung dan Sumatera Selatan. Bahwa tempat wisata nusantara tidak kalah indah dan elok dengan tempat wisata mancanegara, bahkan memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yang tidak di miliki tempat wisata lain di dunia.
Salah satu tempat wisata yang sangat menarik adalah Telaga Putri Tujuh Warna. Telaga ini terletak di Provinsi Bengkulu, di sepanjang perjalanan menuju telaga tersebut, pelancong akan disuguhi keindahan hutan belantara yang masih alami. Angka tujuh menandakan telaga memiliki tujuh warna yang berbeda, yakni biru, merah, coklat, hitam, putih, abu-abu, dan merah muda di tujuh lokasi yang berbeda pula.
Peluncuran buku yang bertepatan dengan perayaan Sumpah Pemuda ke-80 dan masih dalam rangkaian peringatan 39 tahun BAKOSURTANAL, diharapkan mampu menambah kecintaan masyarakat indonesia untuk melancong ke tempat-tempat wisata lokal, yang pada akhrnya akan mampu menghidupkan serta memajukan perekonomian masyarakat sekitarnya serta mampu membangkitkan semangat nasionalisme.
Masih pada waktu dan tempat yang sama, Sekretaris Utama BAKOSURTANAL, Sukendra Martha, juga meluncurkan buku karyanya yang berjudul “Humor Peneliti”. Buku ini memuat banyolan dan humor terkait dengan perilaku aktivitas peneliti dan terkait dengan penelitian pada umumnya.
Beliau mengungkapkan bahwa buku ini adalah hasil mendengarkan pidato pakar, menteri dan lain-lain melalui beragam diskusi di berbagai kesempatan. Seringkali di dalam kegiatan dan pertemuan tersebut terlontar berbagai joke dan gurauan yang kemudian beliau catat di sebuah buku kecil. Catatan-catatan kecil tersebut kemudian di rangkum dan pada akhirnya dikemas di dalam buku Humor Peneliti tersebut.
Humor-humor yang terdapat di dalam buku ini, tidak selalu menghadirkan kelucuan yang membuat orang tertawa terpingkal-pingkal akan tetapi membutuhkan pemikiran lebih lanjut untuk dapat dicerna dan dimengerti, ujar Benyamin Lakitan (Sesmen Ristek) dalam kesempatannya membahas buku tersebut.
Semoga melalui buku Humor Peneliti ini, akan mampu mengurangi anggapan yang selama ini hidup di masyarakat bahwa para peneliti dan Ilmu Pengetahuan merupakan sesuatu yang berat dan menakutkan, akan tetapi para peneliti dan ilmu pengetahuan juga mempunyai sisi humanis dan humoris.TN