Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Pelatihan Aplikasi Satelit Altimetri

Senin, 12 Oktober 2009, Sekretaris Utama BAKOSURTANAL, Sukendra Martha, membuka pelatihan untuk Aplikasi Satelit Altimetri, yang merupakan hasil kerjasama antara BAKOSURTANAL, Lapan dan GFZ (Geoforshung Zentrum- Pusat Penelitian Kebumian, Postdam, Jerman).

Pelatihan yang juga merupakan bagian dari rangkaian kerjasama GITEWS (German-Indonesia Tsunami Early Warning System) akan dilaksanakan selama lima hari di Balai Diklat, BAKOSURTANAL.

Pelatihan yang diikuti oleh beberapa peserta dari negara ASEAN yang tergabung dalam SCOSA (Sub Committte on Science and Space Application), dan lembaga-lembaga pemerintah terkait, seperti Lapan dan BMKG, dibimbing oleh mentor-mentor berpengalaman, baik luar negeri seperti Dr. Tilo Schone (GFZ, Postdam, Jerman) dan Dr. Alexander Braun (University of Calgary, Kanada), serta dalam negeri seperti Dr. Parluhutan Manurung (Kepala Bidang Medan Gaya Berat dan Pasang Surut, BAKOSURTANAL), Dr. Ibnu Sofyan (Peneliti, BAKOSURTANAL), Dr. Dadang K. Miharja (ITB, Bandung), dan Dr. Jonson Lumban Gaol (IPB, Bogor).

Dalam sambutannya, Sukendra Martha menekankan pentingnya aspek alih teknologi dalam kerjasama ini. Melalui pelatihan ini, para peserta diberikan akses untuk dapat membuka data satelit altimetri, yaitu Topex, Jason-1 dan 2, danCryosat-2, sehingga dapat dilakukan pengolahan data dan memanfaatkannya untuk berbagai aplikasi, khususnya terhadap perubahan iklim global.


Sekretaris Utama Lapan, Bambang Koesoemanto, dalam pidato sambutannya mengharapkan agar melalui pelatihan ini terjalin suatu komunikasi yang aktif antar sesama anggota ASEAN, sehingga dapat mewujudkan satu pandangan terhadap penanganan permasalahan global.

Seperti diketahui, penyimpangan iklim dunia baik akibat fenomena El Nino maupun La Nina, telah mengancam negara-negara kepulauan seperti Indonesia. Tingginya pencairan es di kutub utara, mengakibatkan kenaikan muka laut secara perlahan-lahan. Ancaman tenggelamnya pulau-pulau kecil di Indonesia harus segera dideteksi sedini mungkin.

Melalui satelit altimetri ini dapat dipantau perubahan permukaan air laut, serta pasang surutnya terhadap daratan. Meskipun satelit mengorbit jauh di atas bumi, sekitar 700 km, telah terbukti mampu merekam secara akurat dan dalam jangkauan yang sangat luas, terhadap naik-turunnya permukaan air laut dan danau.

Oleh karena itu, kita sebagai pengguna sebaiknya dapat memanfaatkan akses yang diberikan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Oleh Yudi Irwanto dan Agung Christianto