Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Momentum Tahun Sanitasi International (TSI) untuk Indonesia

Langkah awal menyambut tahun sanitasi intemasional pada tanggal 19-21 November 2007 diselenggarakan Konferensi Sanitasi Nasional (KSN). Dalam kesempatan tersebut diiakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Menteri PPN / Bappenas, Menteri PL), Menteri Kesehatan, Menteri Perindustrian, Menteri Lingkungan Hidup, dan Menteri Dalam Negeri, yang berkomitmen untuk bekerjasama meningkatkan kualitas sanitasi. Fokus utama kesepakatan ini adalah pengolahan limbah cair, penyediaan air bersih, dan menumbuhkan perilaku hidup sehat pada masyarakat. Selain keenam menteri tersebut Kesepakatan juga ditandatangani oleh 9 Gubemur, 11 Walikota, dan 5 Bupati. Langkah selanjutnya adalah mewujudkan Kesepakatan Bersama tersebut dalam rencana aksi yang jelas dan terukur.

Momentum 2008 yang menjadi Tahun Sanitasi Intemasional seyogyanya dimanfaatkan dengan baik. Para pelaku Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) perlu mengambil peran untuk mendorong dan meningkatkan dukungan pengambil kebijakan di semua tingkatan terhadap pembangunan sanitasi. Dalam hal ini peran dunia swasta sangat penting melalui Corporate Social Responsibility (CSR) masing-masing dalam membina masyarakat di sekitarnya.

Pentingnya sanitasi bagi Indonesia adalah

  • Sarana yang tidak layak dan buruknya perilaku higienis berdampak pada kematian bayi, angka kesakitan, dan malnutrisi pada anak yang menjadi ancaman besar bagi potensi sumber daya manusia Indonesia. Sekitar 100 ribu anak meninggal setiap tahun di Indonesia .
  • Sanitasi yang buruk mengakibatkan menghambat produktivitas nasional. Indonesia kehilangan potensi ekonomi sebesar 2,4 persen dari Produk Domestik Barto akibat buruknya sarana sanitasi. Setiap rumah tangga kehilangan pendapatan sekitar 120.000 perbulan.
  • Dengan sanitasi yang memadai laju pertumbuhan ekonomi berpotensi meningkat. Studi WHO menunjukkan bahwa investasi sarana sanitasi sebesar USD 1 menghasilkan tingkat pengembalian ekonomi (economic return) antara USD 8 - USD 21 di negara berkembang termasuk Indonesia.

Didorong oleh kondisi sanitasi yang sedemikian meprihatinkan, Perserikatan Bangsa- bangsa (PBB) dalam Sidang Umum tanggal 20 Desember 2006 menetapkan tahun 2008 sebagai Tahun Sanitasi Internasional (International Year of Sanitation - IYS) berdasarkan rekomendasi dari UN Secretary Generales Advisory Board on Water and Sanitation (UNSGAB). Rekomendasi UNSGAB didasari pada Hashimoto Action Plan (HAP) yang diluncurkan pada World Water Forum ke-4 pada Bulan Maret 2006, yang memilih enam tema untuk mencapai target Air dan Sanitasi dalam MDG's yakni keuangan, kemitraan operator air minum, sanitasi, pemantauan, pengelolaan sumber daya air terpadu, serta air dan bencana.

Dalam HAP, Sanitasi mendapat perhatian khusus dan menekankan bahwa Water for Life Decade 2005 - 2015 sebaiknya dipergunakan untuk membangun komitmen politik dalam mencapai target sanitasi. Untuk itu perlu dilakukan:

  • Penetapan tahun 2008 sebagai Tahun Sanitasi IntemasionaJ (TSI).
  • PBB sebaiknya memberikan penghargaan tahunan sanitasi bagi mereka yang berkontribusi secara signifikan dalam pelayanan sanitasi di tingkat lokal.
  • Konferensi Sanitasi global PBB sebaiknya diselenggarakan pada akhir Dekade Air untuk Kehidupan untuk mengetahui pencapaian target sanitasi secara global.

Sasaran utama TSI adalah mengembalikan komunitas global pada jalur yang sebenamya untuk mencapai target Sanitasi Millenium Development Goals (MDG's), dengan meningkatkan akses sanitasi khususnya bagi penduduk miskin, dengan cara:

  • Meningkatkan kepedulian dan komitmen dari beragam pelaku pada semua tingkatan
  • Mobilisasi pemerintah (dari pusat sampai daerah).
  • Menjamin komitmen nyata dan memperkuat kebijakan sanitasi
  • Mendorong demand driven, keberlanjutan dan solusi tradisional
  • Menjamin peningkatan alokasi dana
  • Mengembangkan dan memperkuat institusi dan kapasitas manusia
  • Memperkuat keberlanjutan dan keefektifan solusi sanitasi yang telah ada.
  • Mempromosikan dan mendokumentasikan hasil pembelajaran

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan pemahaman dan percepatan kemajuan bidang sanitasi kita perlu memberikan perhatian khusus kepada isu-isu mengenai:

  • Perilaku hidup sehat.
  • Fasilitas sanitasi.
  • Kualitas air.
  • Penanganan limbah.
  • Sistem drainase perkotaan.
  • Kebijakan dan kerangka kerja kelembagaan.
  • Sistem informasi sanitasi nasional.

(Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PU No.02/SE/M/2008 tanggal 18 Februari 2008)