Oleh: Indra Yusuf
Guru geografi SMA Negeri 7 Cirebon
Wilayah Indonesia memiliki bentang alam yang sangat unik dan menarik, baik secara positif (keuntungan) maupun negatif (kerugian). Secara positif, wilayah ini merupakan negeri yang kaya sumber daya alam, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat terbarukan. Hampir segala macam barang tambang dan mineral ada, hutan tropis pun terluas ketiga di dunia. Belum lagi hasil laut dan pertanian yang begitu melimpah.
Secara negatif, wilayah ini berada di cicin api (the rings of fire) yang mengakibatkan negeri ini juga kaya akan bencana alam kebumian. Gempa bumi (disertai tsunami), longsor, gunung meletus, banjir, kekeringan, dan sebagainya adalah bentuk bencana kebumian yang kerapkali mengancam wilayah Indonesia.
Oleh karena itu, sudah seharusnya negeri ini banyak memiliki ahli yang bergelut dalam bidang ilmu kebumian. Ini agar kita dapat mengelola sumber daya alam dengan tepat dan bijaksana, bukan sebaliknya eksploitasi sumber daya menghasilkan sumber bencana bagi masyarakat. Tidak berlebihan jika Indonesia dikatakan sebagai negeri dengan seribu bencana.
Untuk menghadapinya, kita sangat membutuhkan banyak ahli di bidang ilmu kebumian. Diharapkan mereka dapat menyumbangkan buah pikirannya melalui penelitian-penelitian untuk langkah antisipasi ataupun mitigasi, dalam menghadapi bencana alam kebumian yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Sayang, tampaknya minat siswa SMA/sederajat untuk bidang ilmu kebumian masih sangat rendah. Ini dibuktikan dengan sedikitnya jumlah peminat pada jurusan/program studi yang menyangkut ilmu kebumian, seperti geografi, geologi, geofisika, oseanografi, meteorologi, ataupun astronomi. Umumnya, jurusan/program studi tersebut merupakan pilihan kedua dengan nilai yang rendah dibandingkan jurusan/program studi lainnya.
Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, pertama jurusan/program studi umumnya jurusan/program studi rumpun IPA sehingga lebih diperuntukkan bagi siswa kelas XII jurusan IPA. Sementara itu, kelas XII jurusan IPA tidak mendapatkan pelajaran geografi yang banyak sekali keterkaitannya dengan jurusan/program studi tersebut.
Kedua, jurusan/program studi tersebut pada umumnya bukan jurusan yang populer di sekolah. Sedikit sekali siswa yang mengenal dan memahaminya sehingga banyak siswa yang tidak mengetahui bagaimana prospek kerjanya. Ketiga, sebagian besar siswa lebih tertarik pada jurusan yang banyak dibutuhkan oleh dunia usaha atau pada ilmu terapan dibandingkan dengan ilmu murni.
Lantas, bagaimana menumbuhkan minat siswa agar tertarik pada jurusan/program studi ilmu kebumian? Inilah peran strategis para pakar ilmu kebumian ataupun guru-guru geografi.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat siswa terhadap bidang ilmu kebumian. Pertama, perkenalkan jurusan tersebut dengan memberikan gambaran hal-hal apa saja yang akan dipelajari ketika masuk jurusan tersebut. Jelaskan pula bagaimana kemungkinan prospek kerja atau instansi mana saja yang membutuhkan keahlian tersebut.
Kedua, tumbuhkan ketertarikan pada bidang ilmu kebumian dengan memberikan tugas berkaitan dengan kejadian bencana-bencana kebumian yang aktual.
Ketiga, perbanyak melakukan kegiatan belajar di luar kelas (outdoor study) yang berkaitan dengan observasi gejala-gejala alam.
Keempat, adakan lomba atau kompetisi di bidang ilmu kebumian, seperti olimpiade geografi ataupun lomba karya tulis yang bertema tentang ilmu kebumian.
Dengan demikian, diharapkan akan tumbuh minat siswa dalam mempelajari bidang-bidang ilmu kebumian sehingga jurusan/program studi ilmu kebumian, tidak lagi menjadi pilihan kedua. Dengan begitu, suatu saat nanti bangsa Indonesia akan memiliki ahli-ahli di bidang ilmu kebumian yang cakap dan mumpuni di tingkat internasional.