Menjelang pelaksanaan konferensi dunia tentang kelautan di Manado, Sulawesi Utara, pada pertengahan Mei nanti, panitia World Ocean Conference menerima 676 makalah ilmiah yang akan dibahas pada simposium WOC.
Sebagian besar makalah dari 30 negara itu bertema tentang manajemen koral atau terumbu karang. Sebanyak 382 makalah berasal dari Indonesia, sedangkan sisanya berasal dari 29 negara lain.
Hal ini disampaikan Sekretaris Panitia WOC Indroyono Susilo, Sabtu (11/4) di Jakarta. Simposium ini merupakan bagian dari WOC yang akan digelar selama lima hari mulai 11 Mei 2009.
Budi Sulityo, panitia WOC yang juga Kepala Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumber Daya Nonhayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan (BRKP- DKP), menambahkan, pengelolaan terumbu karang jadi perhatian utama pada peserta WOC terkait dengan kesepakatan pengelolaan bersama enam negara yang berada dalam kawasan segitiga terumbu karang di Asia Tenggara.
Terumbu karang di kawasan ini, lanjut Indroyono, merupakan warisan dunia yang harus dijaga kelestariannya. Sebab, kawasan ini fungsinya yang sangat penting dalam menjaga pasokan sumber daya ikan dunia. "Dengan terjadinya kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim, terumbu karang akan terancam punah," ujarnya.
Penyerapan karbon
Dalam upaya mendukung konservasi terumbu karang, selain penetapan 200 juta hektar kawasan konservasi laut dalam beberapa tahun mendatang, tambah Budi, pihak DKP akan melakukan survei potensi pesisir yang dapat berfungsi menyerap gas karbon di udara.
Untuk itu BRKP-DKP melakukan penelitian di Teluk Banten untuk melihat potensi padang lamun sebagai penyerap karbon (carbon sink). "Survei awal di kawasan Selat Sunda telah dilakukan sejak November tahun lalu," kata Budi.
Adapun untuk melihat kerentanan wilayah pesisir terhadap naiknya paras air laut, DKP juga meneliti pesisir Semarang. Penelitian dilakukan untuk memastikan penyebab terjadinya fenomena rob atau genangan air di kawasan tersebut.
Beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya rob antara lain kenaikan permukaan air laut, penurunan permukaan tanah akibat eksploitasi sumber air tanah, serta sebab-sebab lain.
Budi menambahkan, tiga tema besar yang menjadi fokus utama dalam simposium WOC adalah konservasi laut, pencemaran di laut, dan akuakultur perikanan.(YUN)
Sumber: cetak.kompas.com