Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
�Lomba� Sistem Navigasi Satelit Global

Sistem Navigasi Satelit Global (GNSSs- Global Navigation Satellite Systems) kini telah banyak berkembang dibandingkan beberapa tahun lalu. GPS (Global Positioning System) milik Amerika Serikat bukan lagi sebagai pemain tunggal di muka bumi ini. Ada Glonass milik Rusia, Galileo yang dikembangkan oleh Eropa, COMPASS yang merupakan hasil rekayasa China, dan masih banyak lainnya.

Selain bersifat global adapula yang beroperasi secara regional (RNSSs - Regional Navigation Satellite Systems). Seperti Beidou 1 milik China, DORIS karya Perancis, IRNSS punya India, dan QZSS yang beroperasi di atas Jepang.

Sehingga dapat dibayangkan, kondisi sistem navigasi saat ini dan mungkin masa mendatang terjadi suatu "perlombaan", yang berdampak terjadinya persaingan, pemenang, harga yang rendah, peraturan yang berlaku untuk semuanya, teknis yang teruji dan pelatihan-pelatihan bagi sesuatu yang belum dikenal oleh pengguna.

Dalam konteks "perlombaan", pertanyaan yang muncul adalah siapa yang saat ini berada paling depan? Tentu saja jawabannya adalah GPS-nya Amerika. Namun, jika kita benar-benar melakukan observasi, maka kita akan temukan lomba yang telah usai dan ada pula yang sedang berlangsung, dengan harapan ada pemenang lain.

Secara umum, GPS digunakan oleh sebagian besar pengguna di seluruh penjuru dunia. Saat ini dia adalah juara dunia. Posisi GNSS lainnya masih berada jauh dari GPS. Meskipun demikian GPS tidak lagi dapat dianggap muda, satelit yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1978 ini baru dapat beroperasi secara penuh pada pertengahan tahun 1995 atau kurang lebih telah berusia 15 tahun.

GPS pun telah berevolusi, meskipun agak lamban, yaitu melalui generasi Block II. Sebagaimana layaknya sang jawara, GPS menjanjikan suatu peningkatan yang tidak ala kadarnya dari evolusi itu. Generasi GPS mendatang juga telah disiapkan melalui proyek Block IIF dan Block III.

Sebenarnya, sejak awal kemunculannya GPS telah memiliki pesaing utama, yaitu Glonass. Persaingan ini tak lain adalah warisan perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang Rusia). Meskipun demikian, sulit rasanya menyandingkan keduanya karena di antara mereka memiliki karakteristik yang unik dan "tidak terbandingkan".

Lain halnya dengan Uni Eropa, yang mulai menggarap dengan serius sistem navigasi satelit untuk kepentingan mereka sekitar satu dekade yang lalu. Sistem navigasi satelit Galileo milik Uni Eropa adalah ancaman serius bagi posisi GPS, yang selama ini memiliki supremasi di kancah sistem navigasi satelit. Inikah awal terjadinya perubahan "perlombaan"?

Galileo memiliki layanan jasa yang bagus dan menargetkan pasar yang berbeda, tidak dikontrol oleh militer - sebagaimana yang dilakukan GPS selama ini. Galileo mengklaim betapa pentingnya mereka untuk menyatukan Uni Eropa melalui infrastruktur navigasi satelit.

Di Eropa, Galileo tidak bermain sendiri, terdapat GNSS dan RNSS lainnya yang menyangsikan kebenaran data dari Galileo. Mereka umumnya memiliki peranan untuk pertahanan dan keamanaan nasional masing-masing negara, dan untuk pengembangan suatu "senjata cerdas" di masa depan. Jadi Galileo tidak hanya berlomba menghadapi GPS secara global, tetapi di Eropa pun menghadapi tantangan yang cukup berarti.

Jadi, apakah terjadi "perlombaan GNSS"? Hal itu berdampak terhadap "aturan" yang diterapkan dan berlaku secara umum, agar menjaga lomba itu tetap berada di jalurnya. Jika sang kompetitor dapat melakukan suatu lompatan, maka lawannya akan melakukan lompatan yang lebih, dan seterusnya. Masing-masing GNSS atau RNSS dapat meproyeksikan seberapa jauh kemampuannya - termasuk sebagai kebanggaan nasional - dan di "sektor bisnis" untuk menentukan pengembangan yang akan mereka lakukan.

Kita pun menaruh harapan pada peraturan yang diberlakukan oleh Komite Internasional untuk GNSS dari PBB (UN International Committee on GNSS), sebagai suatu forum bersama untuk para penyedia layanan sinyal GNSS dan RNSS dan mengenalkan konsep "interoperabilitas" - suatu kombinasi kemampuan siapa yang lebih superior di antara masing-masing GNSS/RNSS - sehingga kita akan jadi tahu perlombaan seperti apa yang terjadi saat ini.

GPS tentu saja masih terdepan, yang siap menerima tantangan dari GNSS dan RNSS lainnya. Mereka terus ditantang untuk meningkatkan kemampuannya, jika masih mengklaim sebagai pesaing GPS. Tuntutannya adalah mereka harus mampu menyediakan jasa layanan yang terbuka, spesifikasi dokumen yang mudah diakses publik dan performa baku, deskripsi waktu dan referensi geodetik yang digunakan secara umum, interoperabilitas dan kemampuan pada frekuensinya, perdagangan bebas dalam produk GNSS, dan lainnya.

Dunia secara umum mendapat keuntungan dari tantangan tersebut, baik melalui penelitian sehingga mengubah peraturan, baik oleh penyedia layanan jasa GNSS/RNSS yang bekerja sama untuk meruntuhkan dominasi GPS, dan lainnya.

Kita mungkin tidak akan menunggu lebih lama lagi kehadiran multi GNSS, di mana lebih baik dari pada hanya satu sistem saja. Interoperabilitas yang dimaksud adalah frekuensi L1 dan L5, dan tipe modulasi sinyal CDMA. Multi GNSS akan menerima lebih baik sinyal frekuensi ini daripada hanya frekuensi GPS. Ini adalah salah satu contoh, bagaimana perlombaan GNSS membuat kita menjadi pemenangnya.

By Chris Rizos
Vice President of the International Association of Geodesy (IAG)
Sumber: My Coordinates

red: Agung C