Pada 2009 ini, untuk ke-27 kalinya BAKOSURTANAL dipercaya oleh UNESCAP (United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific) dan Sektretariat Negara (Setneg) RI, untuk menyelenggarakan pelatihan bagi negara-negara berkembang (TCDC Course) di bidang Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Kursus atau pelatihan ini merupakan salah satu dari 11 kursus lainnya yang diselenggarakan antara UNESCAP dan Setneg RI.
Pada kursus yang ke-27 ini, dibuka secara resmi oleh Kepala BAKOSURTANAL, Rudolf W. Matindas, pada Hari Jum'at, 12 Juni 2009. Hadir dalam pembukaan antara lain para pejabat di lingkungan BAKOSURTANAL, Mukhammad Fahrurozi dari Setneg RI dan Ketua PUSPICs, Projo Danoedoro. Kursus kali ini diikuti oleh 10 peserta dari 10 negara, yaitu Laos, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka, Pakistan, Uzbekistan, Mongolia, Bangladesh, Nepal, dan Filipina. Mereka berasal dari kalangan pemerintah dan akademis.
Kursus yang diselenggarakan oleh BAKOSURTANAL didukung oleh PUSPICs UGM Yogyakarta yang berlangsung selama dua bulan (8 Juni-27 Juli), bertemakan Geoinformasi untuk Penanganan Bencana Alam dan Mengurangi Dampak Bencana, dilaksanakan di 3 kota. Pertama di Cibinong, yaitu di Balai Diklat BAKOSURTANAL, kedua di Bandung, dan terakhir di Yogyakarta.
Pada kursus ini peserta diberi bekal baik secara konseptual dan metodologis terhadap aplikasi teknologi geoinformasi untuk penanganan bencana alam. Tukar pendapat dan pengalaman dari masing-masing negara juga menjadi pembahasan penting, untuk menyelesaikan permasalahan di antara mereka.
Banyak sekali manfaat yang diperoleh peserta maupun penyelenggara kursus. Hasil akhir dari kursus ini, peserta diharapkan dapat mengaplikasikan informasi dan data yang relevan, serta memadukannya dalam suatu perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG), untuk analisis risiko bencana. Selain itu, mereka diharapkan pula mampu membangun suatu database keruangan dan dapat melakukan analisis untuk penanganan kebencanaan.
Perlu diketahui, sejak dilaksanakan tahun 1979, TCDC Course yang diselenggarakan oleh BAKOSURTANAL telah meluluskan lebih dari 200 alumni dari 28 negara berkembang. Oleh karena itu kerjasama dan pelatihan seperti ini harus terus selalu dibina, agar dapat mewujudkan tatanan masyarakat dunia yang mampu memanfaatkan teknologi geoinformasi dengan sebaik-baiknya.
Oleh Agung Christianto