Kepala BAKOSURTANAL, Rudolf W. Matindas, membuka Pelatihan Penginderaan Jauh dan SIG (Sistem Informasi Geografis) sebagai wujud Kerjasama Teknis antara Negara-negara Berkembang (TCDC - Technical Cooperation among Developing Countries) pada Selasa, 17 Juni 2008, di Cibinong. Pelatihan TCDC yang ke-26 ini, mengambil tema "Geo-information for Natural Hazard Management and Disaster Risk Reduction". Sebelumnya, tema-tema yang dimunculkan tentang pertanian, kesehatan, keluarga berencana, komunikasi, dan lainnya. Sejak tahun 2005, tema Pelatihan TCDC difokuskan terhadap Pengelolaan Bencana Alam.
Kepada pers, Kepala BAKOSURTANAL mengatakan, tema tersebut dipilih karena sesuai dengan kondisi aktual saat ini, di mana banyak terjadi bencana alam yang membutuhkan penanganan lebih cepat dengan memanfaatkan teknologi geospasial. Mereka yang mengikuti pelatihan adalah para pakar muda di negara masing-masing. Pada pelatihan kali ini, diikuti oleh 10 peserta dari 10 negara berkembang, antara lain Laos, Vietnam, Filipina, Thailand, Azerbaijan, Uzbekistan, Nepal, Mongolia, Sri Lanka dan Bangladesh.
Pelatihan dilaksanakan selama tiga bulan, mulai tanggal 9 Juni hingga 7 Agustus, dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan di Balai Diklat BAKOSURTANAL, dan sesi kedua dilaksanakan di PUSPICS (Pusat Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra untuk Survei Terpadu) UGM, Yogyakarta.
Menurut Ketua Pelaksana Pelatihan yang juga Kepala Balai Diklat BAKOSURTANAL, Andi Rinaldi, sasaran pelatihan ini adalah ketersediaan konsep dan metodologi yang memadai dalam pemanfaatan teknologi geo-informasi untuk pengelolaan bencana alam; tukar pendapat dan ilmu pengetahuan, kemampuan dan pengalaman di antara negara-negara peserta; dan memperkuat kerjasama antara negara-negara Asia-Pasifik, khususnya dalam pengelolaan bencana alam.
Andi Rinaldi juga berharap, nantinya para peserta dapat melakukan ekstrasi informasi yang relevan dari data penginderaan jauh dan integrasi data lainnya melalui SIG, baik untuk analisis maupun evaluasi risiko bencana alam. Mereka juga akan diajarkan bagaimana membangun database spasial dan analisis data yang ditujukan untuk pengelolaan dan kebijakan. Para peserta pelatihan pun diharapkan dapat membuat aplikasi Web GIS. Perbedaan dengan pelatihan sebelumnya, kali ini peserta dikenalkan dengan data penginderaan jauh ALOS (Advanced Land Observing Satellite).
Pelatihan TCDC yang telah dilakukan sejak tahun 1979, hingga kini telah meluluskan lebih dari 200 alumni di antara 27 negara-negara Asia - Pasifik. Pelatihan yang diselenggarakan oleh BAKOSURTANAL ini, tidak lepas dari dukungan Sekretariat Negara (Setneg) RI dan UN-ESCAP (United Nation's Economic and Social Commision for Asia and Pacific).
Hadir pada acara ini antara Kepala Biro KTLN (Kerjasama Teknis Luar Negeri) - Setneg RI, Mukhammad Fahrurozi; Direktur PUSPICS UGM, Projo Danoedoro; Sekretaris Utama, Sukendra Martha; Deputi Bidang Survei Dasar Sumber Daya Alam, Aris Poniman; Deputi Bidang Infrastruktur Data Spasia, Henny Lilywati; dan para pejabat eselon I dan II di lingkungan BAKOSURTANAL.AC