Lebih dari 1,2 milyar penduduk dunia dewasa ini telah memperoleh akses sanitasi yang memadai dalam 14 tahun terakhir, yang berarti cakupan layanan global sanitasi bertambah dari 49 persen menjadi 59 persen antara tahun 1990 - 2004. Namun hal ini masih jauh dari target sanitas MDG's yaitu mengurangi separuh proporsi penduduk tanpa akses sanitasi dasar pada tahun 2015. Bila kecenderungan ini tidak berubah, diperkirakan penduduk tanpa sanitasi dasar pada tahun 2015 mencapai 2,6 milyar, dimana 980 juta diantaranya balita. Menurut badan kesehatan dunia WHO, sekitar 1,8 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit diare yang disebabkan sanitasi yang tidak memadai dan rendahnya standar kesehatan. Dari jumlah tersebut mayoritas kematian terjadi di Asia. Fasilitas sanitasi yang memadai diharapkan dapat mengurangi tingkat kematian hingga sepertiganya, dan jika promosi higienitas dilakukan, seperti mencuci tangan dengan sabun, tingkat kematian tersebut dapat dikurangi sekitar duapertiganya. Sanitasi yang memadai juga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial.
Sebaliknya sanitasi yang buruk dapat mengakibatkan kerugian ekonomi hingga 4 persen dan kerugian keuangan hingga 2 persen dari Gross Domestric Product (GDP) yang nilainya mencapai 45 trilyun rupiah pertahun. Sementara investasi pemerintah untuk sanitasi hanya sebesar 200 rupiah perorang pertahun, jauh dari kebutuhan ideal 47.000 rupiah perorang pertahun (Pidato menteri PPN / Bappenas dalam KSN). Studi WSP (Water and Sanitation Program) mencatat bahwa investasi 47.000 rupiah perorang pertahun dapat meningkatkan produktivitas hingga 79 persen dan penghematan biaya sanitasi hingga 19 persen.
(Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PU No.02/SE/M/2008 tanggal 18 Februari 2008)