Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Geografi Harus Mandiri

Tugas geograf saat ini semakin jelas, diantaranya adalah di bidang lingkungan hidup, penataan ruang, pembangunan wilayah dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG) dan GPS. Oleh sebab itu seorang geograf harus semakin berani untuk mandiri dalam bekerja, tidak harus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Demikian salah satu bagian sambutan Ketua Ikatan Geograf Indonesia (IGI), Suratman Woro, saat membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-11, di Padang (Sabtu, 22 Nopember 2008).

Harapan pun dikemukaan oleh Rudolf W. Matindas, Kepala BAKOSURTANAL, kepada para geograf yang memiliki kemampuan analisis dan sintesis keruangan untuk dapat mengambil peranan strategis dalam kajian geografis, terkait dengan dengan pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim global.

PIT ke-11 mengusung tema "Peningkatan Peran Geografi Dalam Meminimisasi Pemanasan Global", cukup relevan dengan krisis yang sedang melanda dunia dalam beberapa dekade terakhir.

Melalui pertemuan ini diharapkan pembelajaran Geografi di Indonesia dapat ditingkatkan baik melalui pendidikan, penelitian maupun penerapan bagi pembangunan lingkungan dan sumberdaya wilayah. Selanjutnya, hasil pertemuan merupakan masukan bagi pemerintah untuk memajukan pembangunan di berbagai sektor.

Salah satu hasil yang telah dicapai dari pertemuan sebelumnya adalah masuknya mata pelajaran Geografi ke dalam Ujian Nasional tingkat SMA. Meskipun demikian, IGI masih berjuang agar mata pelajaran Geografi dapat diajarkan di semua kelas SMA, mulai dari kelas X sampai kelas XII, dalam artian kembali seperti kurikulum tahun 1994.

Pertemuan ilmiah ini terselenggara atas kerjasama antara Ikatan Mahasiswa Geografi (IMAHAGI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Geografi, IGI, dan para praktisi bidang geografi baik di birokrasi maupun swasta. Peserta yang hadir pada pertemuan kali ini juga nampak antusias, tak kurang dari 500 orang mewakili seluruh komisariat daerah di seluruh Indonesia.

Beberapa makalah yang dipaparkan dalam pertemuan ilmiah ini antara lain:
• Sadar Lingkungan Sebagai Alternatif Meminimisasi Pemanasan Global, yang disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup, Sri Budiati
• Urgensi Perencanaan Spasial Untuk Mendukung Pembangunan Wilayah Berwawasan Lingkungan: Minimisasi Pemanasan Global, oleh Rudolf W. Matindas (Kepala BAKOSURTANAL), Aris Poniman (Deputi SDSA) dan Sukendra Martha (Sekretaris Utama)
• Merespon Perubahan Iklim Global, Apresiasi Konsep Mitigasi dan Adaptasi, yang dipresentasikan Suratman Woro (Dekan Fakultas Geografi UGM Yogyakarta)
• Skenario Alih Teknologi Adaptasi dan Mitigasi Dalam Menghadapi Dampak Global Warming, oleh Djoko Harmantyo (Staf Pengajar Geografi Fakultas MIPA UI).
• Strategi Pemda Sumatera Barat Dalam Mengatasi Pemanasan Global dibawakan oleh Wakil Gubenur Sumatera Barat.

Usai dari Padang, PIT berikutnya akan diselenggarakan di Makassar pada tahun 2009. YL