Telah menjadi sebuah tradisi istimewa di BAKOSURTANAL, bagi mereka yang telah menyelesaikan program studinya, baik strata 2 ataupun 3, memaparkan hasil karya mereka di depan para peneliti dan pejabat struktural dalam suatu forum ilmiah. Forum ilmiah bertajuk Geo-Sharing yang diprakarsai oleh Balai Penelitian Geomatika BAKOSURTANAL, diselenggarakan di Gedung Utama BAKOSURTANAL, pada hari Kamis, 18 Juni 2009.
Pada tahun 2009, ada tiga staf BAKOSURTANAL yang berhasil merampungkan studi strata dua, yaitu Lalitya Narieswari yang lulus dari Wageningen University, Belanda, Agung Indrajit dan Elitya Widyaningrum yang berhasil meraih gelar master di Technische Universitat Munchen Jerman
Lalitya berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan judul tesis Extracting Nature Areas Using Object - Oriented Analysis. Sedangkan Agung Indrajit mengajukan penelitian terkait dengan kebencanaan, yaitu Development and Application of Remote Sensing Techniques to Support the Mapping of Settlement Areas as Contribution To Tsunami Vulnerability Assessment in Indonesia Case Study : Cilacap and Padang. Topik yang hampir sama dipilih oleh Elitya Widyaningrum, dengan tesis berjudul Tsunami Evacuation Planning Using Geoinformation Technology Considering Land Management Aspects case study in Cilacap, Central of Java.
Ketiganya berbagai mimbar memaparkan hasil penelitian masing-masing di depan beberapa pejabat dan peneliti senior, seperti Sobar Sutisna (Kepala Pusat Pemetaan Batas Wilayah), Sugeng Priyadi (Kepala Biro Perencanaan Umum), Fahmi Amhar (peneliti dan Kepala Balai Penelitian Geomatika), dan lainnya. Apa yang telah mereka raih, adalah kebanggaan bagi BAKOSURTANAL.
Mereka kini menambah jumlah sumberdaya manusia BAKOSURTANAL yang berlisensi master menjadi lebih dari 70 orang. Jumlah ini mungkin masih dirasa sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pegawai BAKOSURTANAL secara umum, yang mencapai 900 orang, masih kurang dari 10%.
BAKOSURTANAL pun memanggil tenaga-tenaga handal lainnya untuk bergabung membangun negeri.
Oleh Yudi Irwanto