Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Gempa Bumi di Tasikmalaya

Pada tanggal 2 September 2009, gempa bumi cukup kuat terjadi di bagian selatan Jawa Barat. Data gempa yang dirilis oleh USGS tanggal 3 September 2009 menujukkan kekuatan gempa mencapai 7,4 Skala Richter (SR), berpusat di 7,837 o S dan 107.263 o E, pada kedalaman 62,8 Km (39 miles), pada pukul 13:55:02 WIB atau 07:55:02 UTC. Lokasi pusat gempa atau episentrum tersebut berjarak relatif dekat dengan kota-kota di bagian selatan Jawa Barat yaitu : 125 Km (75 miles)WSW Tasikmalaya, 105 Km (65 miles) SSW Bandung, 110 Km (70 miles) SSE Sukabumi serta 195 Km (120 miles) SSE Jakarta. Data gempa bumi juga telah dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang hampir sama dengan data USGS, yaitu kekuatan gempa 7,3 SR. Jenis gempa bumi tektonik. dengan kedalaman 30 km dirasakan hampir seluruh pulau Jawa.


Mengingat pusat gempa yang relatif tidak jauh dari kota-kota di Jawa Barat bagian selatan, maka akumulasi kerusakan juga terajadi di beberapa wilayah yang berada di wilayah tersebut. Beberapa kecamatan yang berada pada wilayah bagian selatan Jawa Barat seperti Tasikmalaya dan Garut memang ditemukan kerusakan akibat gempa. Kerusakan tidak hanya menimpa rumah tempat tinggal, akan tetapi juga menimpa fasiltas sosial seperti tempat ibadah (masjid) serta sekolah.

Pos komando (POSKO) penanganan bencana telah didirikan di setiap ibukota kabupaten termasuk di Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Di setiap posko selain data tabuler mengenai jumlah korban dan kerusakan bangunan juga telah dimanfaatkannya peta untuk merepresentasikan distribusi data korban dan kerusakan di tiap kecamatan yang berada di wilayah Garut dan Tasikmalaya.

Berdasarkan pengamatan lapangan secara acak di 2 wilayah adminitratif (Garut dan Tasikmalaya) pada tanggal 4-6 September 2009, yang dilakukan oleh tim Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat BAKOSURTANAL dapat laporkan bahwa sebaran lokasi yang mengalami kerusakan tidak mengelompok pada satu lokasi besar tertentu akan tetapi terlokalisir berupa spot-spot pada wilayah-wilayah tertentu. Berbeda dengan kondisi gempa Jogya dimana kerusakan dapat dilihat pada lokasi yang luas.

Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, kerusakan terjadi pada situs cagar budaya yang berupa masjid. Masjid yang berumur lebih dari 150 tahun tersebut mengalami kerusakan parah pada bagian sayap masjid. Selain itu kerusakan juga terjadi pada bagian atap. Hal ini perlu disampaikan karena bangunan ini selain berfungsi sebagai terminal sosial yang strategis bagi warga Manonjaya, bangunan ini secara budaya telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang mempunyai nilai asset budaya dan sejarah yang tinggi.

Kecamatan Salawu yang berada pada bagian paling barat Kabupaten Tasikmalaya juga mengalami kerusakan pada beberapa bangunan seperti rumah tinggal dan tempat ibadah. Salah satu bangunan yang mengalami kerusakan berat adalah UPT Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Salawu. Bangunan ini mempunyai makna yang besar bagi masyarakat pedesaan sebagai pusat informasi pertanian, karena di kecamatan Salawu sebagian masyarakatnya bertumpu pada pertanian. Rumah penduduk juga mengalami hal yang sama, sebagaimana terlihat dalam Gambar 4. Ada satu hal yang menarik dimana bangunan tua yang terbuat dari bahan kayu tidak mengalami kerusakan, sementara rumah tempat tinggal di sebelahnya yang terbuat dari tembok runtuh. Jenis kerusakan lain yang banyak dijumpai adalah keretakan pada dinding bangunan permanen dari tembok. Jenis kerusakan ini paling banyak di wilayah Kecamatan Salawu (Agus H Atmadilaga & Yusuf Wibisono).