Fenomena-fenomena geografi selalu menarik jika diamati. Fenomena yang tiada henti sepanjang jaman itu, dapat diidentifikasi, diinventarisasi, dan dikualifikasi baik berdasarkan unsur biotik (hayati), abiotik (nir hayati), budaya (kultur) dan dampak lingkungan yang terjadi sebagai akibatnya.
Itulah yang dilakukan oleh Tim Ekspedisi Geografi (EGI) 2008 di daerah Sulawesi Selatan. Ekspedisi untuk yang keempat kali ini, mengambil wilayah Provinsi Sulawesi Selatan karena memiliki karakteristik yang unik, baik dari sisi fisik maupun budaya, bahkan sejarah yang mengukir daerah ini.
Sulawesi Selatan memiliki kawasan karst (perbukitan batu gamping) yang membentang mulai Kabupaten Maros hingga Kabupaten Pangkep (Pangkajene Kepulauan), merupakan wilayah karst yang terindah dan terpanjang di dunia. Jejak manusia mulai dari jaman pra sejarah hingga masa modern ini, sangat ketara terekam di antara celah-celah perbukitan itu.
Keberagaman budaya masyarakat Sulawesi Selatan juga menjadi daya tarik tersendiri, di mana terdapat berbagai macam etnis seperti Bugis, Bone, Makassar, Toraja, Kajang, dan lainnya, yang menggores karakter manusia di kaki bagian Selatan pulau Sulawesi ini.
Kasanah keberagaman ini sangat menarik untuk diamati dalam EGI 2008, sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangsih pembangunan bagi provinsi ini.
Tim ekspedisi yang terdiri dari BAKOSURTANAL , para pakar di bidangnya, dan beberapa praktisi, kini telah bergabung di Makassar. Tim EGI 2008 direncanakan melakukan ekspedisi selama delapan hari (6-13 Juli 2008).
Terdapat beberapa titik yang menjadi target tim ekspedisi kali ini. Pada hari pertama tim bergerak di sekitar Kota Makassar, antara lain ke Pelabuhan Paotere, Makam Syekh Yusuf, Balla Lompoa (Istana Gowa) dan Makam Sultan Hasanuddin, terakhir di Pantai Losari. Banyak hal menarik dapat digali dari lokasi pada hari pertama tersebut, mulai dari posisi strategis dan pengaruh Makassar terhadap wilayah lain di Indonesia bagian timur, sejarah yang mengukir Sulawesi Selatan, hingga makna di balik nama-nama geografi (toponimi) di daerah ini.
Masih panjang perjalan tim kali ini. Di depan masih banyak temuan atau mungkin sesuatu yang biasa saja tapi tidak pernah terekspos ke khalayak ramai, sehingga tidak pernah dikenal orang. Lewat EGI 2008 ini tim akan berusaha menggali seluruh potensi dan kendala yang dihadapi untuk pembangunan.AC