Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Data Geodetik Provinsi Sumatera Barat

Senin, 6 April 2009, Kepala BAKOSURTANAL, R. W. Matindas, menyerahkan data geodetik kepada Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman antara BAKOSURTANAL dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tentang bantuan penyediaan data dan informasi spasial Provinsi Sumatera Barat.

Guna peningkatan kelengkapan dan keakuratan data geodetik di Sumatera Barat.BAKOSURTANAL telah membangun 15 pilar bench mark (BM) di Sumatera Barat dengan jarak per titik antara 50 - 75 kilometer.

Pilar-pilar tersebut sudah dapat difungsikan untuk standardisasi peralatan pengukuran dan pemetaan.

Data geodesi yang merupakan salah satu bagian dari data spasial, dibagi dalam dua jenis data, yaitu data tinggi dan data posisi. Data tersebut dibangun untuk dijadikan data multi fungsi sehingga dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak.

Penyerahan data geodetik ini dihadiri oleh jajaran pejabat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

Matindas mengharapkan tumbuhnya kelompok-kelompok yang berkemampuan survei dan pemetaan, sehingga dapat memanfaatkan dan mengaplikasikan ketersediaan data yang telah diberikan BAKOSURTANAL. Jika data tersebut berguna maka akan menjadi suatu sistem infrastruktur data spasial yang lebih baik. Lebih lanjut Kepala BAKOSURTANAL meminta agar masyarakat Sumatera Barat dapat menjaga keberadaan alat-alat yang sudah dipasang demi kesinambungan kegiatan survei dan pemetaan.

Gamawan pun mengamini harapan yang dilontarkan oleh Matindas. Gubernur Sumatera Barat juga mengharapkan kemutakhiran data ini dapat melahirkan konsep untuk mennyejahterakan masyarakat, dan bukan untuk diperjualbelikan.

Gamawan menngintruksikan agar keberaadaan data geodetik dari BAKOSURTANAL tidak hanya disimpan di dalam lemari, tapi harus dapat diaplikasikan. Hal ini terkait dengan kondisi Sumatera Barat sangat rentan dengan bencana. Sambil berkelakar Gamawan menyatakan wilayah Sumatera Barat adalah supermarket bencana.

Oleh Khairil Anwar