Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Belanda mempengaruhi nama-nama geografi Indonesia: Laporan SEASC

Nama-nama geografi atau nama-nama unsur rupabumi sejak dulu digunakan untuk komunikasi lisan dan tanda pengenal wilayah dalam kehidupan sehari-hari. Malah seseorang yang telah mengenal dengan baik suatu wilayah atau unsur rupabumi tertentu .

Selama kurang lebih 350 tahun, Indonesia dijajah Belanda, Indonesia tentu saja mendapat pengaruh yang sangat banyak terhadap nama-nama daerahnya, baik dalam bentuk ejaan maupun dialeknya.Hal ini di ungkapkan Ferjan Ormeling di dalam Symposium UNGEGN, 5 Agustus 2009.

Ormeling menunjukan beberapa contoh diantaranya yaitu Madura (Madoera), selat raas (straat raas), teluk pangandaran ( mauritsbai), selat banggai (straat greyhound),Jakarta (but Batavia).teluk ciasem (tjiasem baai) dan gresik (grissee).

Selain itu Ormeling juga memperlihatkan gambar peta Indonesia diantaranya peta Indonesia dari tahun 1700 hingga tahun 1942. Melalui peta-peta kuno tersebut, ormeling menunjukan berbagai macam perubahan-perubahan yang terjadi diantaranya penamaan laut madura pada tahun 1718, laut banda pada tahun 1798.

Pemerintah Kolonial Belanda selama berkuasa di Indonesia, menaruh perhatian yang sangat besar terhadap pemetaan wilayah yang dikuasainya. Pemetaan ini dimulai sejak tahun 1864 yang dilakukan satuan "Genie" tentara kolonial yang di kemudian pada tahun 1907 diserahkan pada suatu badan khusus yaitu Topografische Dients. Dan pada zaman kemerdekaan berubah menjadi Dinas Topografi TNI-AD.