Sabtu, 23 November 2024   |   WIB
id | en
Sabtu, 23 November 2024   |   WIB
Bakosurtanal Miliki 90 Alat Pemantau Pasang-Surut

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional saat ini memiliki 90 alat pemantau pasang-surut. Akan tetapi, distribusi datanya masih menggunakan satu jalur komunikasi dari satelit. Sekarang mulai dikembangkan dengan jalur lain berupa serat optik.

"Data dari tide gauge (alat pemantau pasang-surut) yang diolah kemudian didistribusikan ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika," kata Kepala Bidang Gaya Berat dan Pasang-Surut pada Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) Parluhutan Manurung, Minggu (13/9) di Jakarta.

Menurut Parluhutan, dari 90 pemantau pasang-surut, sebanyak 57 unit saat ini bisa menyampaikan data secara real time (seketika). Sebanyak tujuh unit masih menggunakan data analog menggunakan grafis, selebihnya menggunakan peralatan digital.

Sebagian besar peralatan itu dipasang di pesisir Samudra Hindia yang terbentang dari Sumatera hingga Nusa Tenggara. Di sepanjang pantai tersebut terdapat 17 unit pemantau pasang-surut yang diinstalasi Universitas Hawai bekerja sama dengan Bakosurtanal untuk menghasilkan data per 15 menit.

"Sekarang kami sedang mengupayakan data itu menjadi per satu menit," ujar Parluhutan.

Kepala Intergovernment Coordination Group for The Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System Jan Sopaheluwakan mengatakan, selain memiliki data pemantauan pasang-surut, Bakosurtanal saat ini dituntut untuk mengembangkan data batimetri atau penampang permukaan tanah.

Data batimetri bermanfaat untuk menetapkan langkah-langkah mitigasi tsunami.

"Dengan data batimetri tersebut, dapat ditentukan simulasi wilayah yang berpotensi terkena tsunami dengan titik pusat gempa yang diketahui dan gelombang tsunami yang diketahui sejak dini," kata Jan.

Menurut Parluhutan, saat ini memang masih dibutuhkan pengembangan teknis menuju pemantau pasang-surut untuk sistem peringatan dini. Selain menyajikan data pasang-surut, sebenarnya pemantau pasang-surut dapat pula dimanfaatkan untuk memantau fase El Nino.

"Pada fase El Nino, pola pasang-surut di Indonesia itu akan turun," kata Parluhutan.

Sumber: cetak.kompas.com