Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
BAKOSURTANAL Melakukan Pemetaan Global (Global Mapping)

Bakosurtanal, 11 Februari 2010, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi tentang Global Mapping.   Kegiatan Global Mapping berada di bawah koordinasi Pusat Atlas BAKOSURTANAL, dan Mulyanto Darmawan selaku penanggung jawabnya. Dikatakan oleh M. Darmawan yang ditemui setelah Rapat, dijelaskan bahwa, sejak tahun 2005, BAKOSURTANAL mulai aktif dalam kegiatan global mapping, berupa penyiapan data global dan pengiriman tenaga terlatih ke Jepang. Tujuan utama proyek global mapping ini adalah untuk membawa semua bangsa dan organisasi pemetaan dunia, semacam BAKOSURTANAL, untuk bersama-sama untuk mengembangkan dan menyediakan akses yang mudah dan terbuka dalam bentuk digital global geografis pada skala 1:1.000.000. Keikutsertaan BAKOSURTANAL dalam menyiapkan produk global mapping untuk memfasilitasi pelaksanaan kesepakatan global dan konvensi lingkungan, pemantauan fenomena utama lingkungan dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam konteks pembangunan berkelanjutan termasuk kebencanaan. 

Berawal dari Konvensi Lingkungan Hidup dan Pembangunan “The Earth Summit PBB”  di Rio de Janeiro pada Juni 1992, masalah kesenjangan ketersediaan, kualitas, standardisasi dan aksesibilitas data dan informasi spasial antara bangsa-bangsa menjadi topik bahasan.  Delapan bab dari Agenda rencana 21 berkaitan dengan kebutuhan untuk menyediakan informasi geografis.  Secara khusus, Bab 40 bertujuan mengurangi kesenjangan dalam ketersediaan, kualitas, standardisasi dan aksesibilitas data antara bangsa-bangsa.

Pada tahun yang sama 1992, Konsep Pemetaan Global, dan pembentukan badan internasional yang menangani  Pemetaan Global, diusulkan oleh Kementerian Pembangunan Jepang (the Ministry of Construction of Japan; MOC), yang saat ini Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata; (Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism;  MLIT).  Selanjutnya pada tahun 1994, Lembaga Survei Geografis Jepang (GSI) mengusulkan draft pertama Spesifikasi peta global. Program ini melibatkan partisipasi banyak Negara termasuk Indonesia. 

Spesifikasi peta global telah beberapa kali mengalami perubahan dan tahun 2009 telah diadposi spesifikasi pemetaan global versi 2.0.  Produk Global Mapping meliputi produk raster berupa data landcover, landuse, vegetasi, elevasi, dan produk vektor berupa hidrologi, transportasi, populasi dan batas administrasi .   Pada tahun 2007, BAKOSURTANAL secara resmi telah mengirimkan data vektor untuk tema elevasi yang degeneralisasi dari data kontur peta rupabumi Indonesia (RBI) skala 1:250.000, transportasi, batas administrasi dan hidrologi yang juga diambil dari peta dasar RBI skala 1:250.000.

Untuk Tahun 2010, BAKOSURTANAL akan melakukan validasi data produk pemetaan global untuk tema landcover, vegetasi, landuse menggunakan data MODIS pada beberapa propinsi seperti Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara, Jogyakarta dan Jawa barat.   Dr. Rahmatullah Staf Pengajar Geografi Universitas Indonesia (UI) dilibatkan untuk memperkuat aspek penggunaan data global untuk studi lingkungan dan kebencanaan.
(AGAM-PA)