Jumat, 22 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 22 November 2024   |   WIB
BAKOSURTANAL Luncurkan Peta Mangroves Indonesia

Jum'at (19/3/2010), Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad menerima Peta Mangroves Indonesia dari Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Survei Dasar Sumberdaya Alam BAKOSURTANAL, Suwahyuono. Pemberian peta ini sebagai tanda peluncuran Peta Mangroves Indonesia oleh BAKOSURTANAL.

Peluncuran peta dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan Jambore Nasional Ayo Tanam Mangrove, di Pantai Depok, Pekalongan, Jawa Tengah, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan didukung oleh Kelompok Kerja Nasional Mangrove (KKNM) serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemkab dan Pemkot Pekalongan.

Saat menerima Peta Mangroves Indonesia, Fadel Muhammad sempat menunjukkan kepada Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, dan Bupati Pekalongan, Siti Qomariyah, lokasi mangrove di wilayah Jawa Tengah pada peta.

Dalam sambutannya, Fadel Muhammad menyebut dari 530 kilometer lahan mangrove yang membentang di pantai utara Jawa, tercatat 700-800 hektar telah mengalami kerusakan, dan tingkat kerusakan terparah berada di Jawa Tengah dengan panjang pantai 325 kilometer. Untuk mengetahui kondisi mangrove tersebut maka diterbitkan Peta Mangroves Indonesia.

Peta Mangroves Indonesia disajikan dalam bentuk buku dan peta. Peta Mangroves Indonesia memuat tentang lokasi keberadaan mangrove di seluruh Indonesia.

Buku Peta Mangroves Indonesia berisi tentang mangrove sebagai tumbuhan dan ekologi, dilema dan kebijakan dalam pengelolaan mangrove pemetaan mangrove, perubahan area dan deskripsi kondisi mangrove di tiap provinsi.

Peta Mangroves Indonesia ini dibuat oleh BAKOSURTANAL untuk merespon kebutuhan kualifikasi perubahan status ekologi maupun lahannya, yang akhir-akhir ini mendapat perhatian di berbagai provinsi.

Mangrove memiliki arti yang sangat penting di wilayah pesisir karena dapat mengurangi terjadi abrasi. Sebagaimana diutarakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, "Rata-rata abrasi mencapai 10 meter per tahun, tetapi fakta di lapangan justru lebih besar. Kalau nggak tanam mangrove dan kendalikan abrasi, maka habis itu (wilayah pesisir)".

Menurut FAO (2007), luasan mangrove Indonesia adalah terbesar di dunia, yaitu 19 persen area mangrove dunia. Begitu luasnya dan manfaat yang begitu penting dari berbagai aspek, baik ekologi dan sosial-ekonomi, maka selayaknya kita memberikan perhatian terhadap mangrove demi pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Oleh Agung C.