"Menurut CJ Zandvliet dari Belanda dalam jurnal Holland Horizon tahun 1994, kegiatan survei dan pemetaan di Nusantara telah dilakukan sejak delapan abad lalu," ungkap Kepala BAKOSURTANAL R. W. Matindas pada Peluncuran dan bedah Buku "Survei dan Pemetaan Nusantara: 40 Tahun Bakosurtanal" di Jakarta, Kamis (20/05/2010).
Sejarah juga mencatat peta tentang Indonesia yang pertama adalah peta navigasi yang dibuat pada abad ke-15 ketika Laksamana Cheng Ho dari China melakukan pelayaran di negeri ini.
Namun, pemetaan di Indonesia yang lebih maju, baru dilakukan oleh bangsa-bangsa kolonial yang awalnya datang sebagai pedagang dari Eropa untuk mencari rempah-rempah.
Selama penjajahan Belanda 3,5 abad, pemerintah kolonial melakukan survei dan pemetaan ke berbagai wilayah dan menginventarisasi kekayaan Nusantara, sehingga muncul berbagai peta wilayah Nusantara yang karena keterbatasan teknologi memiliki akurasi rendah.
Empat abad kemudian ketika Indonesia telah lahir, pemetaan secara lebih detail masih belum ada, bahkan berapa jumlah pulau di Indonesia belum juga diketahui dan baru dirintis pertama kali oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yang melibatkan tokoh BAKOSURTANAL, lanjut Matindas.
"Sejak beberapa tahun terakhir, BAKOSURTANAL tengah merintis pembuatan peta berskala besar dengan akurasi tinggi yang dimungkinkan oleh teknologi yang semakin canggih dari mulai teknologi penginderaan jauh, teknologi digital, teknologi GPS, dan teknik pemrosesan data dengan sistem komputer," katanya.
Sementara itu, Pakar Sejarah dari LIPI Asvi Warman Adam yang diundang sebagai pembedah Buku Survei dan Pemetaan Nusantaran, menegaskan pentingnya peta.
“Peta adalah satu dari tiga faktor yang membentuk suatu bangsa, selain Sensus dan Museum,” tutur Asvi mengutip pernyataan sejarawan Ben Aderson.
Lanjutnya, "Peta merupakan tulang punggung bagi pembentukan suatu negara dan identifikasi suatu bangsa."
Sedangkan Sosiolog UI Imam B. Prasodjo di tempat sama mengeluhkan tersebarnya berbagai peta di berbagai instansi pemerintah, yang terkotak-kotak dan susah untuk mangaksesnya. Menurutnya inilah yang menjadi ‘PR’ BAKOSURTANAL, sebagai lembaga koordinasi di bidang survei dan pemetaan.
Buku "Survei dan Pemetaan Nusantara" selain berbicara mengenai peran survei dan pemetaan juga membahas peran BAKOSURTANAL dalam melakukan survei dan pemetaan nasional.
Untuk memperolehnya, masyarakt dapat langsung datang ke Kantor BAKOSURTANAL di Cibinong.
Klik disini untuk DOWNLOAD BUKU
Oleh Agung Christianto