Sebanyak 22 waduk berukuran kecil sedang, dan besar, diusulkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan supaya dibangun pemerintah untuk mengatasi banjir tahunan di wilayah cekungan Bandung, Jawa Barat.
Untuk mengonservasi daerah aliran sungai hulu Citarum seluas 234.087 hektar, direkomendasikan pula jeda balak atau larangan penebangan vegetasi selama lima tahun, moratorium perizinan konversi daerah tampungan air, penertiban sempadan sungai, larangan pertanian semusim di kelerengan lebih dari 30 derajat, dan sebagainya.
Ahmad Heryawan menyampaikan hal itu dalam paparan Penanganan Banjir Cekungan Bandung kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Rabu (3/3) petang di Jakarta.
"Saya mengusulkan secara normatif, dua metode, yaitu struktural dan nonstruktural, untuk mengatasi banjir di Bandung selama ini," katanya.
Untuk volume terbesar diusulkan Waduk Cipanegah 1 dengan daya tampung 2.610.000 meter kubik, sedangkan terkecil Waduk Cikitu dengan daya tampung 51.839 meter kubik. Menurut Heryawan, dana yang dibutuhkan merealisasikan 22 waduk itu mencapai Rp 1,023 triliun.
Saat ini dari kawasan cekungan Bandung seluas 234.087 hektar itu, 20 persennya (46.543 hektar) lahan kritis. Heryawan menyebutkan, lahan kritis itu terbagi 8.785 hektar berada di dalam hutan seluas 23.483 hektar. Di luar kawasan hutan yang terhitung 53.782 hektar terdapat lahan kritis 37.758 hektar.
Sebanyak 280 dam pengendali erosi di alur sungai juga diusulkan. Lokasi potensial yang terbanyak diusulkan di sub-Daerah Aliran Sungai Ciwidey, yaitu sebanyak 51 unit dam.
Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta sempat hadir sebelum rapat koordinasi di Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat itu dimulai. Keduanya meninggalkan lokasi rapat karena pelaksanaannya mundur menanti Agung Laksono yang masih berada di Istana Negara.
Menurut Suswono, tata ruang wilayah rentan banjir di Jawa Barat harus dikembalikan, "Lokasi yang rentan banjir harus direstorasi kembali, termasuk yang sudah menjadi lahan-lahan pertanian."
Di dalam paparannya, Gubernur Jawa Barat sempat mengusulkan agar dibentuk Badan Strategis Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Ia juga menyinggung supaya nilai-nilai positif kearifan lokal dihidupkan kembali. "Orientasi pembangunan sebaiknya ke pedesaan," ujarnya.