|
Pengelolaan wilayah secara efektif tentu harus dimulai dengan penerapan dan pemanfaatan informasi spasial yang berpijak pada ilmu pengetahuan dan teknologi spasial. Perkembangan wilayah yang dinamis dan meningkat secara cepat harus diikuti dengan ketersediaan informasi spasial multi skala dan multi temporal yang akurat dan terpercaya, seperti yang diharapkan pada skema Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) sebagaimana tercantum di dalam Perpres No.85 tahun 2007 dan UU No. 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial yang mengamanatkan penyelenggaraan dan pemutakhiran Informasi Geospasial secara bertahap dan periodik. Informasi yang menyangkut kebumian akan sangat sulit diperoleh dengan cepat dan tepat tanpa bantuan inderaja. Inderaja atau penginderaan jauh merupakan alat yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan di wilayah Indonesia yang sangat luas.
Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) dituntut untuk menjawab semua tantangan dan peluang permasalahan, perencanaan dan pembangunan terutama sejak disahkannya Inpres nomor 6 tahun 2012 tentang penyediaan, penggunaan, pengendalian kualitas, pengolahan dan distribusi data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi serta adanya amanat sertifikasi kompetensi bagi orang, kelompok orang dan badan usaha perlu segera dilaksanakan dan dirintis bersama-sama dengan organisasi profesi, swasta maupun kementerian/ lembaga terkait.
|
Sedikitnya 87 makalah dari 168 peserta dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) MAPIN XIX yang diselenggarakan di Gedung Iptek Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada tanggal 7 Juni 2012 dengan tema “Geospasial dalam pembangunan ruang yang berkualitas”. Melalui pertemuan ilmiah tahunan ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang berarti pada aspek penelitian dan pengembangan wilayah dan manajemen data spasial yang semakin dibutuhkan masyarakat.
Acara ini dibuka langsung Rektor Unhas, Idrus A. Paturusi. Dalam sambutannya Idrus sangat mengapresiasi dan menyambut baik pelaksanaan kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahunan yang dilaksanakan di Unhas. Menurutnya, Unhas memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk bidang penginderaan jauh. Saat ini di Unhas tengah dikembangkan program pendidikan Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (PPW). Hal ini sebagai upaya untuk mempersiapkan lulusan yang mumpuni di bidang penginderaan jauh. Lebih lanjut Idrus menjelaskan, di dalam kurikulum pendidikan tersebut dimanfaatkan pengideraan jauh bagi kepentingan analisis daya dukung dan kesesuaian ruang atau lahan.
|
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) MAPIN XIX ini menghadirkan Kepala Badan Informasi Geospasial, Asep Karsidi sebagai Keynote Speaker dengan mengangkat tema tentang “Undang-Undang Informasi Geospasial dalam mendukung pembangunan yang berkualitas“. Dalam paparannya, Asep menjelaskan bahwa pembangunan yang berkualitas dilakukan dengan memperhatikan aspek keruangan dan tidak mengesampingkan aspek lingkungan. Perkembangan dan pembangunan suatu wilayah membutuhkan perencanaan yang matang sehingga akan memberikan perkembangan yang terarah dan meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang. Pendekatan spasial mampu melakukan analisa kesesuaian lokasi dengan melihat kepadatan penduduk, jaringan jalan, transportasi dan lainnya yang membutuhkan data dan informasi geospasial yang handal dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai amanat UU No. 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial.
Oleh: Tommy Nautico