Rabu, 06 November 2024   |   WIB
en | id
Rabu, 06 November 2024   |   WIB
Kolaborasi BIG dan Bapanas Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Jakarta, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) mendukung ketahanan pangan nasional melalui pemanfaatan Informasi Geospasial (IG) yang lebih optimal. Hal itu disampaikan Kepala BIG, Muh Aris Marfai dalam audiensi dengan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, beserta jajarannya di Kantor Bapanas, Jakarta, pada Senin 4 November 2024.

"Kami datang ke Bapanas berdasarkan arahan dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, untuk memastikan bahwa data geospasial yang kami kelola dapat memberikan kontribusi dalam mendukung program ketahanan pangan yang sudah dijalankan oleh Bapanas," ujar Aris.

Aris mengungkapkan bahwa dalam upaya mendukung pemerintah mencapai swasembada pangan, BIG mengajak Bapanas untuk berpartisipasi aktif melalui simpul jaringan atau unit pengelola IG yang akan memudahkan pengelolaan dan pemanfaatan data spasial.

"Setelah data tersedia, dan dapat diolah menjadi format spasial, kami berharap bisa berbagi informasi ini dengan lembaga lain agar lebih banyak pihak yang bisa memanfaatkan data tersebut," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Aris juga menyampaikan pentingnya pembaruan citra udara yang akurat untuk memetakan kondisi lahan pertanian di Indonesia. Menurutnya, pemetaan ini akan sangat berguna untuk mengidentifikasi lokasi lahan yang masih produktif, serta lahan yang telah mengalami konversi. Langkah ini diyakini dapat mendukung pencapaian target swasembada pangan dalam waktu singkat, sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

"Untuk mewujudkan swasembada pangan, salah satu kunci utamanya adalah koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, dan kami siap menjadi mitra dalam proses ini," tegas Aris.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, juga menyampaikan respons positif atas kolaborasi yang diusulkan oleh BIG. Arief mengungkapkan kesiapan Bapanas untuk memanfaatkan data geospasial yang akan disediakan oleh BIG, terutama dalam menyusun informasi yang lebih akurat terkait kerentanan pangan, ketersediaan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), serta dinamika harga pangan.

"Kami di Bapanas memiliki Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), yang tentunya dapat mengintegrasikan data spasial untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi ketahanan pangan di seluruh Indonesia," jelas Arief.

Sebagai pelengkap, Aris juga mendorong Bapanas untuk mengadakan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan di lingkungan Bapanas pada pengadaan ASN berikutnya. Diharapkan dengan adanya jabatan fungsional tersebut bisa lebih membantu Bapanas dalam pengintegrasian data pangan-spasial, dan lebih mengoptimalkan strategi untuk mencapai swasembada pangan.

Melalui kolaborasi ini BIG berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan gizi untuk seluruh masyarakat Indonesia. (AMA/LR)