Yogyakarta, Berita Geospasial - Gumuk Pasir Parangtritis merupakan geoheritage di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terus mengalami penurunan luasan dari tahun ke tahun. Pada 2017, luas Gumuk Pasir Parangtritis tercatat 412,8 hektare. Kini, luasnya menyusut hingga menyentuh angka 30 hektare.
Kepala Pusat Penelitian, Promosi, dan Kerja Sama (PPKS) Badan Informasi Geospasial (BIG) Suprajaka mengatakan, perlu dilakukan upaya terstruktur dengan pendekatan berbasis masyarakat untuk menjaga eksistensi Gumuk Pasir Parangtritis.
“Upaya monitoring yang selama ini dilakukan BIG melalui Parangtritis Geomaritime Science Park menghasilkan data spasial temporal dengan kualitas terstandarisasi,” kata Suprajaka dalam sambutannya pada Workshop Geomaritime bertema `Saka Memukti: Satu Kata Menuju Gumuk Pasir Lestari` pada Senin, 15 Agustus 2022.
Menurut Suprajaka, data geospasial yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pemantauan eksistensi Gumuk Pasir Parangtritis dan penggunaan lahan yang berkembang di kawasan Kagungan Dalem Gumuk Pasir. Data tersebut juga dapat digunakan sebagai permodelan perubahan penggunaan lahan di masa mendatang.
“Dengan data yang ada, dapat dirumuskan upaya strategis untuk pelestarian Gumuk Pasir Parangtritis,” tegas Suprajaka.
Selain itu, lanjut Suprajaka, diperlukan kalaborasi dengan berbagai pihak sebagai upaya pelestarian Gumuk Pasir Parangtritis. Mulai dari akademisi, masyarakat, hingga pemerintah untuk menciptakan implikasi terhadap kontrol dan manajemen gumuk pasir secara holistik.
Terakhir, Suprajaka berpesan kepada seluruh peserta agar dapat mengambil peran strategis dalam upaya pelestarian kawasan Kagungan Dalem Gumuk Pasir Parangtritis.
Acara yang diikuti 40 mahasiswa dari berbagai universitas ini diharapkan dapat menjadi stimulus berbagai pihak untuk melihat lebih dekat tentang eksistensi Gumuk Pasir Parangtritis agar tetap lestari.
Sebagai informasi, workshop yang digelar di Hotel Swiss-Belboutique Yogyakarta ini menghadirkan narasumber GKR Bendara dari Penghageng Kawedanan Hadeng Punakawan Nitya Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat; Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo; Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul Nugroho Eko Setyanto; serta Dekan Fakultas Geografi UGM Danang Srihadmoko. (PGSP/NIN)