Rabu, 01 Mei 2024   |   WIB
id | en
Rabu, 01 Mei 2024   |   WIB
Ebook Geospasial 2

InaCORS

InaCORS adalah Continuously Operating Reference Station (CORS) yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial sebagai stasiun pengamatan geodetic tetap/kontinu. Berkembangnya CORS di Indonesia tidak lepas dari usaha Badan Informasi Geospasial (dahulu bernama Badan Koordinasi Survei danPemetaan Nasional atau BAKOSURTANAL) untuk mendefinisikandan memelihara referensi geospasial yang menjadi acuan dalam kegiatan survei, pemetaan, serta penyelenggaraan IG lainnya. Penentuan datum geodetik tau referensi geospasial pertama kali dilakukan dengan metode jaring utama triangulasi menggunakan alat optik pada tahun1862 yang menghasilkan beberapa sistem datum yang tidak dapat disatukan dan memiliki ketelitian yang berbeda-beda. Pada tahun 1970-an, pendefinisian datum geodetik berkembang dengan memanfaatkan teknologi TRANSIT Navy Navigation Satellite System atau lebih dikenal dengan satelit Doppler untuk mengukur sejumlah jaring kontrol geodesi (JKG).

Ebook Parangtritis Geomaritime Science Park

Perjalanan Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) dimulai pada tahun 2002. Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis (LGPP) dan Museum Gumuk Pasir, adalah embrio berdirinya PGSP. Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis direvitalisasi menjadi Parangtritis Geomaritime Science Park mengingat (1) semakin pesatnya perkembangan teknologi (2) sebagai realisasi dari program NAWACITA Jokowi di tahun 2014 serta (3) implementasi RPJMN 2015-2019. Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) difasilitasi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dikelola bersama antara Badan Informasi Geospasial (BIG), Universitas Gadjah Mada (UGM), Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Peresmian PGSP dilakukan oleh Menristekdikti, Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. bersama dengan Gubernur DIY, Kepala BIG, Pj. Bupati Bantul dan Rektor UGM pada tanggal 11 September 2015.

NKRI dari Masa Ke Masa

Wilayah NKRI yang sangat luas menjadi peluang dan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa maritim yang besar dan sejahtera diantara bangsa-bangsa di muka bumi ini. Wilayah perbatasan sebagai beranda depan perlu didukung informasi geospasial yang mudah diakses dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjaga keutuhan NKRI, perencanaan dan strategi pertahanan-keamanan negara, Pengembangan ekonomi wilayah, peningkatan kesejahteraan rakyat dan ketahanan pangan nasional, serta sekaligus tentunya dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pemantauan implementasi/pelaksanaan kebijakan publik

Kebijakan Satu Peta Edisi Ke-2

Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) mengarahkan bahwa dalam penyusunan peta tematik harus berlandaskan pada 4 hal yakni: satu referensi, satu standar, satu database, dan satu geoportal. UU No. 4 Tahun 2011 mendorong agar peta dasar yang dibangun oleh BIG harus menjadi harus menjadi rujukan tunggal sebagai satu-satunya peta dasar dalam penyusunan peta tematik oleh seluruh pemangku kepentingan. Buku ini menyajikan lima isu utama. Pertama, dasar hukum yang melandasi lahirnya kebijakan satu peta. Kedua, contoh kasus tentang pentingnya kebijakan satu peta untuk menghindari konflik dalam penggunaan lahan. Ketiga, menyinergikan pembangunan informasi geospasial nasional melalui simpul jaringan geospasial nasional dengan kebijakan satu peta. Keempat, UU No. 4 Tahun 2011 yang jatuh tempo per April 2014. Kelima, membumikan informasi geospasial.

47 Tahun Badan Informasi Geospasial

Mengawali kata sambutan ini, saya mengucapkan selamat atas Hari Jadi ke-47 Badan Informasi Geospasial (BIG), dahulu disebut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Dalam usianya yang ke-47 ini, ibarat perjalanan hidup seorang manusia tentu BIG saat ini telah memasuki masa kematangan, dan bukan masanya lagi untuk menemukan jati diri. Sebaiknya, BIG tentu saat ini telah memantapkan peran dan fungsinya untuk terus memberikan kontribusi terbaiknya bagi pembangunan nasional.

Mengakselerasi Pembangunan Nasional Melalui Informasi Geospasial

Badan Informasi Geospasial (BIG) melakukan pemetaan skala desa untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya mempercepat pembangunan nasional. Hal ini terkait dengan kebijakan sembilan agenda pokok pembangunan (Nawacita) khususnya agenda III yaitu “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. BIG akan siapkan peta citra resolusi tinggi desa seluruh Indonesia. Melalui peta citra resolusi tinggi yang sudah dikoreksi maka kita bisa menggunakan untuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) melalui pemetaan desa. Dari RDTR inilah pengelolaan sumber daya alam dapat dilakukan secara lebih terarah, optimal dan berkelanjutan. Dengan terpetakannya wilayah desan dengan baik dan benar melalui program Pemetaan Desa ini, maka secara otomatis wilayah kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi akan dapat terpetakan dengan mudah. Penetapan dan penegasan batas pada level di atasnya, juga merupakan sebagai awal pebangunan Indonesia

Skala Peta Operasional : Mempercepat Pengukuhan Kawasan Hutan

Salah satu bentuk komitmen Badan Informasi Geospasial (BIG) terhadap implementasi Nota Kesepahaman Rencana Aksi Versama (NKB) adalah menyusun kajian skala peta operasional untuk berbagai alokasi ruang. Kajian ini diperlukan dalam kaitannya dengan percepatan pengukuhan kawasan hutan di Indonesia. Mendesaknya keperluan terhadap pengukuhan kawasan hutan saat ini dikarenakan banyaknya konflik spasial penguasaan lahan. Di antaranya penguasaan lahan yang tidak sesuai dengan status fungsi kawasan dan tumoang tindih antar penguasaan lahan karena belum adanya penetapan status kawasan. Dengan adanya usaha percepatan pengukuhan kawasan hutan ini, diharapkan dapat segera menyelesaikan konflik yang terjadi

Sejarah Survei dan Pemetaan Nusantara - 40 Tahun BAKOSURTANAL

Selama empat dasawarsa, sudah banyak prestasi yang dicapai BAKOSURTANAL antaral lain dalam bidang informasi geospasial untuk penataan ruang, pemetaan perbatasan, kehutanan, dan pertambangan. BAKOSURTANAL berperan dalam menyediakan informasi geospasial untuk pengelolaan bencana alam dan penegasan batas wilayah antar mereka. Semua itu terangkum dalam bentuk buku yang berjudul Survei dan Pemetaan Nusantara.

Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia (NEW)

Kebijakan Satu Peta merupakan arahan strategis pemerintah untuk mensukseskan pembangunan nasional. Ditetapkannya Kebijakan Satu Peta melalui Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 (Perpres KSP) merupakan tindak lanjut diterbitkannya Paket Kebijakan Ekonomi VIII pada tanggal 21 Desember 2015 untuk menjawab permasalahan banyaknya tumpang-tindih penggunaan lahan di daerah yang menghambat pertumbuhan ekonomi karena tidak adanya kepastian penyediaan lahan untuk investasi pembangunan.

InaCORS BIG Satu Referensi Pemetaan Indonesia (NEW)

Kebijakan Satu Peta merupakan arahan strategis pemerintah untuk mensukseskan pembangunan nasional. Ditetapkannya Kebijakan Satu Peta melalui Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 (Perpres KSP) merupakan tindak lanjut diterbitkannya Paket Kebijakan Ekonomi VIII pada tanggal 21 Desember 2015 untuk menjawab permasalahan banyaknya tumpang-tindih penggunaan lahan di daerah yang menghambat pertumbuhan ekonomi karena tidak adanya kepastian penyediaan lahan untuk investasi pembangunan.

The Role of Geospatial Information For Accelerating the Delineation of Village Boundaries in Indonesia Using Cartometric Method (NEW)

Buku ini merefleksikan hasil kajian peranan Informasi Geospasial dalam percepatan Deliniasi Batas Desa di Indonesia dengan metoda kartometrik. Pemanfaatan data citra tegak satelit resolusi tinggi secara kartometrik telah berhasil diterapkan sebagai model alternatif dalam mempercepat penentuan batas desa di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah desa yang sangat banyak dan senantiasa bertambah (saat ini 83.436 desa/Kelurahan).

Toponim Pariwisata (NEW)

Istilah toponim (nama rupabumi) mungkin terdengar asing di telinga sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal toponim berada sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Toponim dapat dimaknai secara sederhana sebagai nama tempat beserta informasi lokasinya. Bila kita memakai peta navigasi -baik daring ataupun luring-, maka itulah contoh pemanfaatan yang nyata dari toponim. Melalui toponim, Anda dapat memperoleh berbagai informasi mulai dari lokasi, arti nama, sejarah nama, dan banyak hal lainnya.

Mewujudkan BIG Tepat Fungsi, Tepat Proses dan Tepat Ukuran Survei Evaluasi Kelembagaan Badan Informasi Geospasial Tahun 2018 (NEW)

Buku ini disusun sebagai salah satu usaha untuk mewujudkan BIG sebagai suatu Organisasi yang tepat secara tugas dan fungsinya, tepat secara proses bisnis didalamnya, dan tepat dalam mengukur fungsi dan proses tersebut. Survei Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah ini merupakan amanah dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah. Selain itu, merupakan salah satu dari SubKomponen dari Penilaian Reformasi Birokrasi.

Penyediaan Peta Dasar Bencana (NEW)

Pada tahun 2018, Badan Informasi Geospasial melakukan Survei Evaluasi Kelembagaan di Lingkungan BIG sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah. Hal ini dilakukan guna mewujudkan Organisasi yang tepat secara tugas dan fungsinya, tepat secara proses bisnis didalamnya, dan tepat dalam mengukur fungsi dan proses tersebut. Dalam pelaksanaan Survei Evaluasi Kelembagaan ini, Kepala BIG mengeluarkan Keputusan Kepala BIG Nomor 63 Tahun 2018 tentang Tim Evaluasi Kelembagaan Pemerintah di Lingkungan Badan Informasi Geospasial. Setelah itu, Tim yang dibentuk Keputusan tersebut, melalui Sekretaris Utama BIG mengeluarkan Nota Dinas Sekretaris Utama BIG Nomor B-18.4/SESMA/OT/10/2018 tentang Evaluasi Kelembagaan Tahun 2018 yang ditujukan kepada Pejabat Tinggi Madya di BIG.

Memotret Indonesia dari Udara (NEW)

Dalam rangka peringatan Hari Informasi Geospasial (HIG) dan Ulang Tahun BIG tahun 2019 ini, Bidang Pemetaan Rupabumi Skala Besar memberikan dokumentasi tentang kegiatan pemotretan udara yang telah dilakukan BIG selama ini.Dokumentasi ini juga menunjukkan pemanfaatan teknologi fotogrametri dalam penyediaan peta dasar skala besar. Buku ini dikemas dalam bahasa yang ringan, agar mudah dipahami, dan semoga dapat menambah informasi bagi para pembaca.

Informasi Geospasial Tematik Ekosistem Pesisir Kepulauan Maluku (NEW)

Informasi Geospasial merupakan landasan penting dalam pembangunan wilayah, tidak terkecuali pembangunan wilayah pesisir Maluku dan Maluku Utara. Informasi Geospasial sumberdaya alam pesisir menggambarkan kondisi wilayah secara keruangan dan menyampaikan informasi lingkungan hidup pesisir dan memberikan deskripsi yang lebih menyeluruh mengenai ketersediaan sumberdaya alam di suatu wilayah.

Aksesibilitas Desa Cigudeg Sebagai Calon Ibukota Kabupaten Bogor Barat (NEW)

Karya tulis ilmiah “Aksesibilitas Desa Cigudeg sebagai Calon Ibukota Kabupaten Bogor Barat (KBB): Sebuah Kajian Spasial Menggunakan Network Analyst, Google Maps dan Aplikasi Transportasi Online” berhasil penulis rampungkan. Karya tulis yang akan diangkat sebagai bahan orasi ini, berkaitan erat dengan kompetensi penulis selaku Widyaiswara Ahli Madya Badan Informasi Geospasial. Selama lebih dari 10 tahun penulis menggeluti Network Analyst sebagai salah satu mata diklat Sistem informasi Geografis Tingkat Lanjut. Oleh karena itu dalam karya tulis ini penulis sesungguhnya membawa 2 misi. Misi pertama adalah melakukan kajian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengukur tingkat aksesibilitas Desa Cigudeg sebagai calon pusat pemerintahan KBB diukur dari faktor jarak, waktu tempuh dan biaya perjalanan umum. Misi kedua adalah memasyarakatkan network analyst sebagai alat analisa spasial.

Malar Nafas Mahakam (NEW)

Sungai Mahakam menjadi nafas dari peradaban Kalimantan Timur. Terus menerus menjadi potensi sumberdaya yang membangkitkan peradaban Kalimantan Timur. Hulu hingga hilirnya menjadi aset yang menyokong pembangunan Kalimantan Timur. Keberadaan sungai besar bukan menjadi hambatan, justru sebagai jembatan pertumbuhan Kalimantan Timur menuju kemakmuran.

Pesona Negeri Dalam Peta (NEW)

Geomaritime Indonesia Kajian Histori, Sumberdaya dan teknologi menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (NEW)

Kehadiran buku Geomaritim (Kajian Histori, Sumberdaya, dan Teknologi menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia) ini secara khusus akan membuka wawasan kita mengenai geomaritim Indonesia. Pada bagian pertama dalam buku ini, pembaca akan diberikan gambaran mengenai perkembangan Konsep maritime hingga saat ini dan juga bagaimana terminology paradigm geomaritim secara lebih lanjut hingga dibawa kembali pada masa lampau untuk mengetahui bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia ini menjadi negara maritime yang Berjaya dilautan melalui Sejarah Kerajaan dan suku-suku Laut yang ada di Negara Indonesia.

Lentera Mina Bahari Selat Lembeh (NEW)

Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Badan Informasi Geospasial (NEW)

Latar belakang terbentuknya Satuan Reaksi Cepat (SRC) BIG dikarenakan wilayah Indonesia yang rawan terhadap ancaman bencana. Hal ini dikarenakan Indonesia secara geografis terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yang menyebabkan Indonesia berada pada jalur ring of fire. Ancaman bencana di Indonesia sangat tinggi, dilalui dengan gugusan gunung api yang aktif/ ring of fire mengakibatkan Indonesia begitu rentan akan bencana yang disebabkan oleh proses proses vulkanologi dan geologi seperti gempa, gunung api dan tsunami. Selain itu faktor hidrometerologi juga menyebabkan terjadinya bencana seperti bencana longsor, banjir bandang, kekeringan dan puting beliung. Penyediaan informasi terkait bencana secara cepat dan tepat mutlak diperlukan untuk penanganan penanggulangan bencana. Semakin banyak informasi yang diperoleh akan suatu kejadian bencana akan memudahkan dalam penanggulangan bencana.

Catatan Beranda Kebijakan dan Isu strategis Pemetaan Tata Ruang, Dinamika SDA, dan Atlas (NEW)

September 2016, edisi perdana Newsletter tentang informasi sekitar tata ruang, dinamika sumberdaya, dan atlas akhirnya terbit. Tentu bukan tugas mudah dan selalu ada tantangan untuk menerbitkan informasi kegiatan secara reguler, terlebih tim penyusun juga merupakan pelaksana kegiatan teknis. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat staf kreatif di Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas (PPTRA) untuk memberikan sesuatu yang berbeda kepada publik melalui media cetak.

Pemetaan Dinamika Sumberdaya Alam Terpadu Wilayah Sungai Citarum (NEW)

Kerusakan lingkungan di Indonesia telah menjadi keprihatinan banyak pihak karena akibat bencana yang dirasakan seperti bencana banjir, tanah longsor, dan kekeringan yang semakin meningkat. Rusaknya hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai daerah tangkapan air diduga sebagai salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam tersebut. Kerusakan DAS dipercepat oleh peningkatan pemanfaatan sumber daya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan, dan kurang keterpaduan antar sektor.

Atlas Bentang Sumberdaya Lahan Gunungapi Wilayah Jawa Bagian Timur (NEW)

Bentanglahan merupakan bagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi antara relief, batuan, bahan pelapukan, tanah, air, udara, tumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan. Pengenalan dan pemahaman bentanglahan dapat menggunakan pendekatan komponen dan kenampakan lingkungan. Komponen bentanglahan berupa ekosistem lingkungan alami yang terwujud dalam kenampakan bentang alam. Komponen berikutnya berupa sistem sosial atau lingkungan sosial yang mencerminkan terbentuknya bentang budaya. Bentanglahan Pulau Jawa menjadi cermin yang kompleks tentang bentanglahan, baik bentang alam maupun budaya serta kemelimpahan sumberdaya yang di dalamnya.

Atlas Budaya Edisi Candi, Meneropong Candi dari Aspek Geospasial (NEW)

“Atlas Budaya Edisi Candi, Meneropong Candi dari Aspek Geospasial” diterbitkan bertepatan dengan ulang tahun BIG ke 50. Produk ini sangat mendukung kebijakan tentang Pemajuan Kebudayaan yang saat ini terus digalakkan. Inventarisasi keberadaan candi berbasis spasial di seluruh nusantara dalam bentuk publikasi ilmiah, dalam hal ini atlas, membantu pengambil kebijakan dan masyarakat umum mengetahui kekayaan budaya kita. Dalam konteks yang lebih jauh, kita semua berharap ada peningkatan upaya pelindungan yang maksimal setelah semua produk budaya candi terinfomasikan kepada khalayak. Atlas sebagai bagian penting pada tataran informasi, khususnya informasi geospasial, mendorong upaya pelindungan.

Atlas Junior BIG Edisi 2019 (NEW)

Atlas Junior Serunya Menjelajah Indonesia ini dibuat dalam rangka mengenalkan peta wilayah Indonesia kepada anak-anak sejak dini. Bersama tokoh-tokoh yang lucu dan cerdas, anak akan belajar memahami peta secara sederhana sekaligus mengenal kekayaan alam dan aneka ragam budaya Indonesia.

Mengenal Gumuk Pasir Parangtritis Lebih Dekat (NEW)

Buku ini merupakan salah satu bahan edukasi bagi anak-anak, tenaga pengajar, dan pihak lain untuk mempelajari pentingnya ekosistem yang terdapat di wilayah pesisir. Buku ini khusus membahas terkait pantai berpasir dan gumuk pasir. Di dalam buku ini juga terdiri dari beberapa informasi dan aktivitas yang dapat menunjang anak-anak dalam proses belajar mengenal ekosistem pesisir.

Geoekologi Kepesisiran dan Kemaritiman Indonesia (NEW)

Buku ini memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang keberagaman Indonesia dari beragam sudut pandang. Buku ini sengaja dihadirkan untuk memberikan warna berbeda mengenai Indonesia. Buku Geoekologi Kepesisiran dan Kemaritiman Indonesia berisi delapan bab, yakni Bab 1 Geoekologi, Bab 2 Penutup Lahan, Bab 3 Geomorfologi, Bab 4 Sumber Daya Air, Bab 5 Flora dan Fauna, Bab 06 Kebudayaan, Bab 7 Ekonomi, dan Bab 8 Pariwisata yang kesemuanya dikemas dalam studi kasus ringkas mengenai hubungan interdependensi antara makhluk hidup dan kondisi alam sekitarnya pada regional wilayah indonesia.

Profil Badan Informasi Geospasial (NEW)

Badan Informasi Geospasial yang lahir menggantikan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional seiring dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, memikul tugas dan fungsi yang lebih besar dalam pembangunan nasional di bidang informasi geospasial. BIG dituntut untuk sigap, tanggap, dan proaktif dalam memenuhi kebutuhan negara. Untuk itu BIG terus berusaha dalam meningkatkan data dan informasi geospasial yang dihasilkannya dari waktu ke waktu.

Dalamnya Laut Dapat Diukur (NEW)

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial Bab V Bagian Kelima mengenai penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi geospasial maka di tahun 2019 Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai, Badan Informasi Geospasial (Pusat PKLP-BIG) menyusun buku Dalamnya Laut dapat Diukur. Tujuan penerbitan buku ini untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna dan masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai laut dan kegiatan penentuan kedalaman laut.

Jelajah Pantai Indonesia Mengenal Berbagai Jenis Pantai dan Keragaman Sumberdayanya (NEW)

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial yaitu: penyediaan dan penyebarluasan data geospasial dan informasi geospasial, maka di tahun 2019 Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP) menyusun buku “Jelajah Pantai Indonesia: Mengenal Berbagai Jenis Pantai dan Keragaman Sumberdayanya” yang bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada para pengguna dan masyarakat dalam mendapatkan informasi terutama mengenai pantai dan berbagai sumberdayanya. Saran dan masukan sangat diharapkan dalam rangka melengkapi buku ini guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku tentang kelautan ini.

Perkembangan Citra Satelit Tegak Resolusi Sangat Tinggi (NEW)

Program nasional untuk pembangunan menuntut penyediaan data IG dalam jumlah yang signifikan, proses yang cepat, tapi juga tetap menjaga kualitas datanya. Untuk menghasilkan IG yang akurat dengan pengelolaan yang terhitung cepat pada teknologi pemetaan, maka cara alternatif untuk memperoleh data spasial 2 dimensi (2D) adalah dengan memanfaatkan citra satelit resolusi tinggi (CSRT), yang dalam pengolahannya dapat membuat kualifikasi pemetaan secara detil, akurat, terpadu, dan mutakhir dengan proses pengukuran titik kontrol sampai dengan pengolahan citra yang dinamakan proses Orthorektifikasi.

Pedoman Implementasi Teknologi di Simpul Jaringan (Informasi Geospasial Berstandar KUGI dan Penyebarluasan IG) (NEW)

Buku ini berisi mengenai definisi-definisi singkat komperhensif mengenai tata kelola data dan petunjuk teknis dalam proses pengolahan dan pengelolaan data yang diharapkan mampu menjadi solusi dalam penyediaan informasi mengenai petunjuk teknis penggunaan perangkat lunak pengolah data dan informasi geospasial yang berbasis desktop maupun web.

Sistem Penjaminan Kualitas Informasi Geospasial (NEW)

Tersedianya data dan informasi geospasial yang berkualitas, mudah diakses, dan diintegrasikan untuk pembangunan nasional merupakan visi yang ingin dicapai dari Pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN). Data yang berkualitas merupakan data yang sudah memenuhi standar nasional maupun internasional (ISO). Data yang memenuhi standar berawal dari proses pengumpulan, pengelolaan, pemutakhiran, pertukaran, dan penyebarluasan yang baik serta patuh pada kaidah proses.

Kinerja Simpul Jaringan Indonesia 2018 (NEW)

Buku ini merupakan bentuk pelaporan pelaksanaan penganugerahan Bhumandala Award yang dimulai pada tahun 2014, dan berikan secara berkala setiap dua tahun sekali. Penganugerahan penghargaan simpul jaringan merupakan bentuk apresiasi dari Badan Informasi Geospasial terhadap kinerja simpul-simpul jaringan yang tergabung dalam Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN).

27 Inovasi Pemanfaatan Informasi Geospasial (NEW)

Dalam perkembangannya sesuai dengan tuntutan perkembangan permasalahan kewilayahan yang semakin kompleks, ditetapkanlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG). Sesuai amanat Pasal 22 ayat 4 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, pemerintah membentuk Badan Informasi Geospasial (BIG). Selanjutnya, berdasarkan pasal 2 huruf (c) dan pasal 2 huruf (f) dalam undang undang tersebut, menegaskan bahwa Informasi Geospasial diselenggarakan berdasarkan asas keterbukaan dan kemanfaatan. Pemanfaatan terhadap data dan informasi geospasial yang telah dihasilkan oleh Instansi pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan kata kuncinya. Oleh karena itu spek kemanfaatan inilah yang harus menjadi titik ungkit dalam penyelenggaraan informasi geospasial di masa-masa mendatang.

Pembangunan dan Pembinaan Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial (2005-2019)(NEW)

Pusat Pengembangan infrastruktur Informasi geospasial (PPIIG) lahir dari kesadaran Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk membangun mitra yang kompeten dalam bidang IG di daerah dalam melaksanakan tugas pembinaan kepada seluruh Simpul Jaringan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. PPIIG dibentuk oleh BIG bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi untuk membantu pembinaaan simpul jaringan dalam rangka pembangunan dan pengembangan Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) di daerah. Sesuai dengan visi PPIIG yaitu "Menjadi pusat unggulan pengkajian dan pengembangan infrastruktur data spasial", diharapkan dengan terbentuknya PPIIG,

Katalog Standar Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial (NEW)

Pusat Pengembangan infrastruktur Informasi geospasial (PPIIG) lahir dari kesadaran Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk membangun mitra yang kompeten dalam bidang IG di daerah dalam melaksanakan tugas pembinaan kepada seluruh Simpul Jaringan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. PPIIG dibentuk oleh BIG bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi untuk membantu pembinaaan simpul jaringan dalam rangka pembangunan dan pengembangan Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) di daerah. Sesuai dengan visi PPIIG yaitu "Menjadi pusat unggulan pengkajian dan pengembangan infrastruktur data spasial", diharapkan dengan terbentuknya PPIIG,

Kamus Istilah Informasi Geospasial (NEW)

Penerbitan buku ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan 50th Badan Informasi Geospasial berkarya untuk negeri. Menyambut revolusi industri 4.0 tentunya keterbukaan data dan informasi khususnya DG dan IG menjadi hal yang sangat mutlak. Kemutakhiran teknologi, interoperabilitas dan konektivitas merupakan kemajuan penyelenggaraan informasi geospasial sejak pertama kali BIG dibentuk pada tahun 1969. Hilirisasi informasi geospasial yang merupakan “goal” dari penyelenggaraan informasi geospasial, akan berdampak besar dalam percepatan pelaksanaan pembangunan nasional.

Perjalanan BIG dalam Mengelola Pemetaan Partisipatif dan Informasi Geospasial Voluntari (Konsep, Opini dan Aksi) (NEW)

Buku ini merupakan bunga rampai tulisan tentang perkembangan Volunteered Geographic Information (VGI) mulai dari bangkitnya informasi voluntari (sukarela), pemetaan partisipatif hingga aplikasinya di Indonesia. Buku ini terdiri atas 4 bagian, bagian satu berisi konsep dasar VGI dan pemetaan partisipatif serta kedudukannya dalam penyelenggaraan IG di Indonesia, bagian dua berisi peluang IG Voluntari dan Pemetaan Partisipatif untuk pengayaan IG Nasional, bagian tiga berisi partisipasi masyarakat dalam pemetaan desa, dan bagian empat berisi perjalanan dan langkah strategis BIG dalam mengoptimalkan penggunaan aplikasi PETAKITA.

Masyarakat Hukum Adat dalam Perspektif Geospasial (NEW)

Masyarakat Hukum Adat dalam Perspektif Geospasial Konsep, Kebijakan dan Teknis

Akreditasi & Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi dan Sertifikasi Person Bidang Informasi Geospasial (NEW)

Lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG) menjadi landasan hukum yang kuat terkait penjaminan ketersediaan dan akses terhadap IG yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, landasan hukum yang kuat juga mampu mewujudkan penyelenggaraan IG yang berdaya guna dan berhasil guna melalui kerjasama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi. Dengan demikian, penggunaan produk IG yang ideal dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan masyarakat dapat terwujud.

Roadmap Pengembangan SDM Bidang Informasi Geospasial 2019-2024 (NEW)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang paling penting dan sangat menentukan dalam pembangunan sebuah negara. Negara yang maju dan modern dapat dipastikan selalu ditopang oleh ketersediaan SDM yang unggul. SDM yang unggul ini harus dimaknai minimal memenuhi tiga aspek keunggulan yaitu, aspek kuantitas, kualitas dan persebaran di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sistem Koordinat dan Pengetahuan Peta (NEW)

Modul ini disusun untuk mempermudah para peserta Diklat Pemetaan Desa dalam memahami materi dan tujuan Diklat. Namun demikian modul ini bukan satu-satunya rujukan dalam mempelajari materi diklat yang terkait PEMBUATAN PETA DESA. Semoga modul ini bermanfaat bagi semua pihak.