Rabu, 12 November 2025   |   WIB
en | id
Rabu, 12 November 2025   |   WIB
Bhumandala Award 2025, Saatnya Pemerintah Berinovasi dengan IG

Cibinong, Berita Geospasial – Dalam menghadapi tantangan Reformasi Birokrasi (RB) dan tuntutan pelayanan publik yang semakin kompleks, Badan Informasi Geospasial (BIG) mendorong transformasi digital sektor pemerintahan melalui Bhumandala Award 2025. Ajang bergengsi ini mengusung tema `Inovasi Pemanfaatan Informasi Geospasial`, yang menempatkan inovasi berbasis geospasial sebagai kunci strategis peningkatan kualitas layanan publik dan interaksi dengan masyarakat.

“Bhumandala Award telah memasuki tahun ke-11. Pada tahun ganjil seperti sekarang, fokus utama kami adalah inovasi pemanfaatan Informasi Geospasial (IG). Penghargaan ini ditujukan bagi kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang mampu mengembangkan dan menerapkan inovasi berbasis IG,” ungkap Direktur Kelembagaan dan Jaringan Informasi Geospasial BIG Rachman Rifai pada acara ‘Geotalks: Kupas Tuntas Penyelenggaraan Bhumandala Awards 2025’ yang digelar daring pada Selasa, 29 Juli 2025.

Rachman menjelaskan, Bhumandala Award: Inovasi Pemanfaatan IG terbagi ke dalam empat kategori, yaitu kementerian/lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten. Setiap kategori akan dinilai secara independen dengan kriteria yang mengedepankan efektivitas inovasi dalam mendukung tata kelola dan pelayanan publik.

“Inovasi yang diajukan harus berbentuk aplikasi, sistem informasi, atau teknologi sejenis yang sudah diimplementasikan. Penilaian akan melihat manfaat nyata dan dampak inovasi tersebut terhadap penyelenggaraan pemerintahan,” tegasnya.

Rachman berharap, penghargaan ini dapat meningkatkan produktivitas birokrasi, mempercepat proses perencanaan dan pengambilan keputusan berbasis geospasial, serta mendorong literasi IG di kalangan aparatur pemerintah dan pemangku kepentingan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kelompok Kerja Kelembagaan Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) BIG Aris Haryanto memaparkan pedoman teknis pelaksanaan Bhumandala Award 2025. Ia menjelaskan, setiap instansi diperbolehkan mengajukan maksimal tiga inovasi, dengan aspek penilaian mencakup deskripsi dan proses pengembangan inovasi, arsitektur sistem, peran IG dalam inovasi, serta dampak, manfaat, dan keberlanjutannya.

“Penilaian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung dari Juni hingga September, berupa evaluasi dokumen isian untuk memilih lima nominator terbaik per kategori. Tahap kedua dilaksanakan Oktober, yakni presentasi langsung oleh nominator di hadapan dewan juri independen dari unsur akademisi, pemerintah, dan praktisi,” jelas Aris.

Guna menambah wawasan peserta, Heri Sutanta dari Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) turut berbagi pengalaman. Ia memaparkan kisah sukses sejumlah inovasi dari ajang Bhumandala Award sebelumnya, serta dampaknya terhadap proses pemerintahan.

“Peran IG dalam inovasi sangat beragam, mulai dari sebagai peta dasar, alat visualisasi informasi, hingga analisis spasial. Jika diterapkan secara optimal, inovasi ini dapat menyederhanakan proses kerja, meningkatkan efisiensi anggaran, memperbaiki layanan publik, serta meningkatkan kepuasan masyarakat,” ujar Heri.

Puncak acara Bhumandala Award 2025 dijadwalkan berlangsung pada November 2025. Ajang ini diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif di tingkat pusat dan daerah akan pentingnya IG sebagai landasan dalam pengambilan keputusan dan pembangunan ekosistem geospasial nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Penulis: Luciana Retno Prastiwi
Editor: Kesturi Haryunani