Jumat, 22 November 2024   |   WIB
en | id
Jumat, 22 November 2024   |   WIB
Mengenal Stasiun Pasut sebagai Referensi Pemetaan

Sampang, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Pembangunan Stasiun Pasut InaTEWS Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024. Kegiatan yang melibatkan instansi mitra pengelola pelabuhan ini mencakup evaluasi, sinkronisasi, dan harmonisasi pembangunan serta pengelolaan stasiun pasang surut (pasut).

Sebagai bagian dari rangkaian acara, peserta juga melakukan kunjungan lapangan ke stasiun pasut di Pelabuhan Taddan, Sampang, Madura, pada 20 November 2024. Melalui kunjungan lapangan ini, peserta diharapkan dapat memahami secara mendalam proses bisnis penyediaan data pasut yang dilakukan BIG.

“Stasiun pasut berperan penting sebagai referensi pemetaan. Kalau tidak ada data pasut, kita tidak bisa merekam data ketinggian muka air, baik pada surut rata-rata maupun pasang. Sayangnya, kita baru punya 290 stasiun pasut untuk seluruh wilayah Indonesia. Namun, BIG akan terus menambah hingga kurang lebih 30-40 stasiun per tahun,” terang Kepala BIG Muh Aris Marfai dalam sambutannya.

Aris menjelaskan, sejumlah kementerian dan lembaga, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), serta pengelola pelabuhan, juga memiliki stasiun pasut. Perlu penerapan standar yang sama agar data yang dihasilkan dapat mendukung referensi pemetaan, mitigasi bencana, pelayaran, dan keperluan lainnya.

“Dibutuhkan konsorsium sebagai wadah koordinasi dan harmonisasi bersama, sehingga data tidak tumpang tindih dan pembangunan stasiun pasut lebih tepat sasaran. Mengingat data pasut bersifat realtime, koordinasi yang baik sangat penting, terutama dalam hal pemeliharaan agar stasiun pasut dapat beroperasi optimal,” ujar Aris.

Disampikan Aris, stasiun pasut di Pelabuhan Taddan memiliki nilai strategis karena terpasang terpelihara dengan baik, berfungsi optimal, aman, dan mudah diakses. Menurutnya, hal tersebut mencerminkan kolaborasi lintas instansi yang solid antara BIG, Kementerian Perhubungan, dan Pelabuhan Taddan.

Dalam kunjungan lapangan ini, BIG memaparkan fungsi peralatan di stasiun pasut kepada peserta. Selain itu, dilakukan simulasi pengukuran Global Navigation Satellite System (GNSS) dan levelling Titik Kontrol Geodesi (TKG) pasut untuk memperbarui sistem referensi vertikal.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Branta Bambang Sugiarto, menyampaikan apresiasinya atas prioritas pembangunan stasiun pasut di Pelabuhan Taddan. Ia menyampaikan bahwa keberadaan stasiun pasut sangat mendukung operasional di pelabuhan tersebut.

“Kami sangat mendukung keberadaan stasiun pasut dan akan berupaya maksimal dalam pengawasannya. Kami akan menjaga dan memastikan fungsinya tetap optimal tanpa gangguan,” ujar Bambang.

Sebagai informasi, stasiun pasut yang dikelola BIG merupakan infrastruktur penting untuk pengumpulan data terkait tinggi muka air laut. Data ini digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk referensi vertikal pemetaan, mitigasi bencana, navigasi dan pelayaran, serta kajian ilmiah dan lingkungan.

BIG mengelola jaringan stasiun pasut di berbagai wilayah strategis Indonesia, termasuk di pelabuhan dan kawasan pesisir. Melalui pembangunan dan pemeliharaan stasiun pasut, BIG berkomitmen mendukung pengelolaan wilayah pesisir, keamanan pelayaran, serta mitigasi bencana berbasis geospasial. (LR/NIN)