Cibinong, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG), melalui Direktorat Sistem Referensi Geospasial (SRG), bekerja sama dengan Universitas Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melaksanakan pengukuran gayaberat terestris selama September dan Oktober 2024. Pengukuran ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi hidrogen di kompleks ofiolit lengan tengah Sulawesi dan delineasi zona reservoir geotermal superkritis di Dieng, Jawa Tengah.
Ketua Tim Penelitian dari Universitas Pertamina, Dicky Ahmad Zaky, menjelaskan bahwa pengukuran di Sulawesi Tengah dibagi menjadi lima lintasan dengan target total 350 titik pengukuran dan variasi spasi antara 100 hingga 1.000 meter.
“Pengukuran gayaberat ini bertujuan untuk mengidentifikasi aliran gas hidrogen (H2) yang mengalir melalui jalur-jalur geologis di wilayah Ampana, Pulodalangan, dan Pagimana,” ujar Dicky.
Secara terpisah, Ketua Tim Penelitian dari ITB Angga Bakti Pratama, menyatakan bahwa pengukuran gayaberat di wilayah geotermal Dieng ditujukan untuk memetakan zona permeabel yang berkaitan dengan potensi reservoir superkritis. Informasi ini sangat penting untuk mengoptimalkan pengembangan potensi geotermal di Jawa Tengah.
“Kami telah mengukur (gayaberat relatif terestris) di 160 titik dengan jarak antar-titik kurang dari 500 meter,” ungkap Angga.
|
|
|
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur SRG BIG, Bayu Triyogo Widyantoro, menegaskan pentingnya kegiatan ini dalam mendukung pengembangan pendidikan, penelitian nasional, serta memperkuat kerja sama antar-instansi.
“Data hasil pengukuran ini berperan dalam pemutakhiran model geoid Indonesia, INAGEOID2020, dan sebagai upaya densifikasi data gayaberat,” ujar Bayu.
Kolaborasi ini menunjukkan komitmen BIG dalam mendukung penelitian energi terbarukan dan pemetaan geospasial yang dapat memperkuat basis data nasional untuk pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia. (BT/IP)