Bali, Berita Geospasial - Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai penyelenggara Informasi Geospasial (IG) di Indonesia, turut menggunakan penginderaan jauh untuk percepatan pemetaan peta dasar skala besar. Pada kesempatan kali ini Indonesia kembali menjadi tuan rumah dalam forum insinyur dan ilmuwan Synthetic Aperture Radar (SAR) Internasional, the 8th Asia-Pacific Conference On Synthetic Aperture Radar (APSAR) 2023. Kegiatan yang berlangsung di Bali tanggal 23-27 Oktober 2023 ini diadakan setiap dua tahun sekali, dan menjadi ajang dalam berbagi pengetahuan, teknologi serta penelitian terkini terkait penginderaan jauh.
“Penginderaan jauh berperan penting dalam pemetaan dasar, pembangunan, hingga mitigasi bencana,” demikian disampaikan Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT) BIG, Ade Komara Mulyana dalam paparannya saat industrial session.
Ade memaparkan jika peta dasar skala besar di Indonesia baru tersedia 2.5% area. Dengan total luas daratan yang mencapai 1.900.000 Km2, serta kondisi lingkungan dan kawasan permukiman yang kompleks, BIG perlu menggunakan berbagai teknologi agar dapat menyelesaikan peta dasar 1:5000 untuk seluruh wilayah Indonesia.
“BIG memiliki tantangan untuk selesai memetakan seluruh Indonesia sesuai dengan RPJMN hingga Desember 2024. Kita perlu teknologi yang bisa memetakan dengan cepat, murah serta memiliki kualitas yang bagus,” ungkap Ade.
Selain konferensi dan pemaparan makalah, pada kegiatan APSAR 2023 ini juga diadakan pameran yang diikuti berbagai institusi. Pada kesempatan ini, BIG turut berpartisipasi dengan memamerkan produk-produk yang telah dihasilkan BIG, serta menampilkan hasil pemetaan yang menggunakan teknologi radar. (FRH/LR)